FSPMI Purwakarta Hadiri Konsolidasi Akbar di Bekasi

FSPMI Purwakarta Hadiri Konsolidasi Akbar di Bekasi

Jakarta, KPonline-Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation (ITUC), Luc Triangle bersama Shoya Yhosida, berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri Konsolidasi Akbar yang diselenggarakan KSPI-KSPSI AGN-KSBSI di Gedung Swatantra Wibawa Mukti, Kompleks Perkantoran Pemda Bekasi, pada Senin, 10 November 2025.

Kunjungan tersebut menjadi momen penting bagi gerakan buruh Indonesia karena ITUC merupakan konfederasi serikat buruh terbesar di dunia, yang beranggotakan lebih dari 200 juta pekerja dari lebih 160 negara, dengan kantor pusat di Brussel, Belgia.

KSPI bersama KSBSI pimpinan Elly Rosita Silaban dan KSPSI yang dipimpin Andi Gani Nena Wea adalah tiga konfederasi di Indonesia yang menjadi anggota ITUC.

Dari Ribuan buruh yang berafiliasi dengan Konfederasi serikat tersebut dan berasal dari berbagai daerah di wilayah Jawa Barat hadir dalam konsolidasi ini. Dan diantaranya adalah dari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Dalam giat tersebut diangkat dua isu utama yang juga menjadi perhatian ITUC di tingkat global, yaitu: HOSTUM; Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah, dengan tuntutan kenaikan upah minimum sebesar 8,5-10,5%; dan Pengesahan RUU Ketenagakerjaan sebagai payung hukum baru yang melindungi hak-hak buruh serta menegaskan prinsip kerja layak di Indonesia.

“Isu-isu ini bukan hanya perjuangan buruh Indonesia, tetapi juga bagian dari agenda global ITUC dalam memperjuangkan pekerjaan yang layak (decent work), perlindungan sosial, dan keadilan bagi seluruh pekerja,” tegas Ketua Pimpinan Cabang (PC) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta, Wahyu Hidayat.

Wahyu Hidayat, Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PC SPANK FSPMI) Purwakarta.

Kemudian dengan kehadiran Sekjen ITUC tersebut, Konsolidasi di Bekasi ini juga menjadi ajang memperkuat solidaritas internasional antara serikat buruh Indonesia dan gerakan buruh dunia.

“Kehadiran Sekjen ITUC adalah bentuk pengakuan terhadap perjuangan buruh Indonesia. Kami ingin menunjukkan bahwa buruh Indonesia bukan sekadar penerima kebijakan, tetapi bagian dari kekuatan global yang menuntut keadilan sosial,” tutup Wahyu Hidayat.