Bogor, KPonline β Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP FSPMI) menggelar Konsolidasi Nasional Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia bersama Partai Buruh dan KSPI membahas Rancangan Undang – undang (RUU) Ketenagakerjaan dan Diskusi Pra Kongres FSPMI sampai Musyawarah Nasional (Munas) tahun 2026.
Konsolidasi Nasional FSPMI ini berlangsung selama tiga hari mulai hari ini Senin (14/7) di Pusdiklat FSPMI, Cisarua Bogor yang akan berakhir sampai hari Rabu, tanggal 16 Juli 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membahas Sandingan Rancangan Undang Undang (RUU) Ketenagakerjaan Versi FSPMI/KSPI/KSP PB yang nantinya akan dimasukan ke dalam rancangan pembentukan Undang-Undang Ketenagakerjaan baru dalam dua tahun ke depan yaitu bulan Oktober 2026.

Acara dibuka secara resmi oleh Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz, S.H, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya pembahasan rancangan undang undang ketenagakerjaan versi FSPMI yang akan dimasukan dalam menyusun strategi legislasi yang berpihak kepada kelas pekerja atau buruh.
Presiden FSPMI, Riden Hatam Aziz, S.H dalam sambutannya menegaskan juga bahwa Serikat pekerja khususnya FSPMI harus hadir dengan draft tandingan yang kuat dan progresif agar aspirasi buruh tidak lagi diabaikan dalam pembentukan regulasi untuk kesejahteraan buruh atau pekerja di Indonesia.

βIni bukan hanya Konsolidasi biasa, tetapi tonggak sejarah dalam perjuangan politik buruh untuk sandingan Rancangan Undang Undang (RUU) Ketenagakerjaan Versi FSPMI/KSPI/KSP PB yang nantinya dimasukan ke dalam pembentukan Undang-Undang Ketenagakerjaan baru dalam dua tahun ke depan pada bulan Oktober 2026β, tegasnya.
Kegiatan ini mempertemukan para perwakilan pengurus Pimpinan FSPMI mulai dari Pimpinan Majelis Nasional, DPP FSPMI, Pimpinan Pusat SPA FSPMI, PC SPA FSPMI, DPW FSPMI, KC FSPMI dari berbagai Provinsi di Indonesia.
Hadir pula dari unsur penting FSPMI yaitu Pilar FSPMI seperti Garda Metal, Media Perdjoeangan, LBH, Departemen Perempuan, Jamkeswatch, Jamnakerwatch dan juga Tim Media Perdjoeangan Nasional untuk menyatukan langkah dan gerakan FSPMI kedepan yang hadir kurang lebih 130 orang.
Salah satu tujuan utama konsolidasi nasional ini sebagai ruang strategis untuk membahas dua agenda besar yaitu merumuskan dan mendiskusikan counter-draft UU Ketenagakerjaan yang lahir dari pengalaman nyata di tempat kerja, aspirasi akar rumput, dan semangat keadilan sosial dalam penyandingan darft rancangan undang – undang (RUU) Ketenagakerjaan versi dari FSPMI, KSPI, Koalisi Serikat Pekerja dan Partai Buruh (KSP – PB).

Selanjutnya Konsolidasi Nasional ini yang kedua yaitu mendiskusikan awal menuju Kongres dan Musyawarah Nasional (Munas) FSPMI pada tahun 2026.
Dalam forum ini, para pimpinan FSPMI di seluruh Indonesia juga menyoroti pentingnya pengawalan terhadap komitmen Presiden RI yang keberpihakan kepada buruh, seperti penghapusan sistem outsourcing, pembentukan Satgas PHK, dan pendirian Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional. Tiga agenda itu dianggap sebagai kemenangan politik yang harus diwujudkan secara konkret dan objektif yang harus kita raih untuk kemenangan buruh.
Selanjutnya Konsolidasi Nasional ini menjadi momentum penting untuk merumuskan dan menghasilkan langkah-langkah strategis dalam perjuangan bersama menuju Kongres FSPMI 2026 dengan semangat persatuan dan penguatan ideologi organisasi di FSPMI.



