Tangerang, KPonline – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Banten menggelar Konsolidasi Ideologi pada Jumat, 15 Agustus 2025, bertempat di Pusdiklat Tangerang, Tapos, Tigaraksa. Kegiatan ini menjadi forum strategis bagi penguatan barisan buruh dalam menghadapi isu-isu krusial yang tengah berkembang di tanah air.
Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan pusat dan wilayah, di antaranya Presiden DPP FSPMI Riden Hatam Azis, Ketua Majelis Nasional FSPMI Said Iqbal, Ketua DPW FSPMI Banten Tukimin, Ketua KC FSPMI Tangerang Ahmad Jumali, Panglima Koordinator Daerah (Pangkorda) Garda Metal Tangerang Sarjono, serta seluruh perwakilan Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Anggota (SPA) se-Tangerang Raya.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars FSPMI sebagai simbol semangat perjuangan. Dalam sambutannya, Tukimin menyampaikan apresiasi kepada seluruh perwakilan PUK yang hadir, sekaligus menegaskan target penambahan PUK dan anggota hingga menjelang kongres mendatang.
“Kita harus maksimalkan konsolidasi ini, baik secara jumlah anggota maupun kekuatan perjuangan. Sampai kongres nanti, target penambahan PUK harus tercapai secara maksimal,” ujar Tukimin.
Agenda konsolidasi kali ini memfokuskan pembahasan pada tiga isu utama:
Penjelasan strategi perjuangan upah tahun 2026.
Persiapan aksi serempak nasional.
Pembahasan hasil Rapim FSPMI 2025.
Tukimin menegaskan, pada 28 Agustus mendatang FSPMI akan menggelar aksi serentak di seluruh Indonesia. Untuk wilayah Banten, massa dari Tangerang, Serang, dan Cilegon akan bergabung menuju Jakarta.
“Kita minta semua PUK memaksimalkan keterlibatan anggotanya. Aksi ini bukan sekadar hadir, tapi menjadi pernyataan sikap bersama seluruh buruh Indonesia,” tegasnya.
Supriyanto, Sekretaris Umum PP SPL, turut menggarisbawahi pentingnya aksi 28 Agustus sebagai momentum besar perjuangan buruh.
“Ini aksi penting. FSPMI tidak main-main, kita akan all out,” tegasnya di hadapan peserta.
Sementara itu, Suparno dari DPW FSPMI Jawa Barat mengajak seluruh anggota untuk tetap berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan buruh meski tantangan semakin berat.
“Sepuluh tahun terakhir kita berada di titik terendah dalam hal kesejahteraan. Kita tidak boleh lelah. Komitmen dan ikhtiar harus terus kita jaga demi cita-cita bersama,” ujarnya penuh semangat.
Konsolidasi ideologi FSPMI Banten ini menjadi peneguhan tekad organisasi dalam menghadapi kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada kaum buruh, sekaligus memastikan kesiapan aksi nasional yang akan menjadi sorotan pada akhir Agustus nanti.