Empat Tahun PUK SPL FSPMI PT Parin Nabung Sebagian COS untuk Gelaran MUSNIK IX

Sidoarjo, KPonline – Menggelar Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) bukan perkara sederhana. Forum tertinggi organisasi ini biasanya menghadirkan anggota dan tamu undangan, bahkan kerap diselenggarakan di hotel agar lebih representatif. Biaya yang dibutuhkan pun tidak kecil.

Bacaan Lainnya

 

Namun, PUK SPL FSPMI PT Pakarti Riken Indonesia punya strategi yang patut ditiru. Mereka tak menunggu dana “jatuh dari langit”, melainkan menyiapkan anggaran jauh-jauh hari dengan cara menyisihkan sebagian COS (Check-Off System) setiap bulan. Hasilnya, ketika tiba saatnya menggelar MUSNIK ke-IX, bendahara panitia tak lagi didera kebingungan mencari dana.

 

“Kami sudah menyiapkan anggaran ini sejak empat tahun terakhir. Jadi setiap bulan, kami sisihkan sebagian COS organisasi khusus untuk pelaksanaan MUSNIK. Insyaallah anggaran sudah siap. Kalaupun nanti ada kekurangan, kami tidak akan terlalu pusing,” ujar Bendahara Panitia MUSNIK IX, Wahyu Swasono, saat ditemui di Sekretariat PUK, Jumat (3/10/2025).

 

Strategi menabung COS ini lahir dari evaluasi hasil MUSNIK sebelumnya. Kala itu, pengurus menyadari bahwa biaya penyelenggaraan forum empat tahunan ini sering kali menjadi beban berat jika tak dipersiapkan sejak awal. Dari situ muncul keputusan kolektif: setiap bulan, organisasi menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan MUSNIK.

 

Langkah ini terbukti tidak hanya meringankan beban finansial pengurus saat mendekati hari H, tetapi juga memberi rasa tenang karena program besar organisasi tak perlu lagi bergantung pada iuran mendadak atau mencari dana darurat.

 

“Menabung untuk agenda besar adalah bentuk kedisiplinan organisasi. Kita belajar dari pengalaman masa lalu, agar agenda penting seperti MUSNIK bisa berjalan lancar dan bermartabat,” tambah Wahyu.

 

Keberhasilan PUK SPL FSPMI PT Pakarti Riken Indonesia ini bisa menjadi inspirasi bagi PUK-PUK lain. Dengan perencanaan keuangan yang matang, organisasi buruh dapat memastikan agenda-agenda penting tidak terhambat oleh keterbatasan dana.

 

Selain itu, cara ini memperlihatkan prinsip kemandirian organisasi: tidak mengandalkan bantuan eksternal yang sifatnya tidak pasti, tetapi mengoptimalkan sumber daya internal untuk kepentingan anggota.

 

Semangat menabung COS ini menjadi bukti bahwa budaya disiplin dan perencanaan keuangan adalah kunci bagi keberlangsungan organisasi buruh. Jika pola ini diadopsi secara luas, agenda-agenda penting serikat pekerja akan berjalan lebih profesional, terencana, dan berdaya guna bagi anggotanya.

(Khoirul Anam)

 

Pos terkait