DPN FSP ISSI Kunjungi KSPI: Perkuat Sinergi, Dorong Moratorium Pabrik Semen, dan Pengetatan Impor

DPN FSP ISSI Kunjungi KSPI: Perkuat Sinergi, Dorong Moratorium Pabrik Semen, dan Pengetatan Impor

Jakarta, KPonline-Dewan Pimpinan Nasional Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Seluruh Indonesia (DPN FSP ISSI) melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Jakarta.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan antara federasi dan konfederasi, sekaligus memperkuat sinergi perjuangan buruh di tengah dinamika ketenagakerjaan nasional. Rombongan DPN FSP ISSI diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal KSPI, Ramidi, dan bertemu dengan Presiden KSPI, Said Iqbal.

Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan. Dalam dialog tersebut, kedua pihak membahas berbagai isu strategis seperti penguatan solidaritas antar federasi, konsolidasi gerakan buruh nasional, serta langkah-langkah kolaboratif dalam memperjuangkan kebijakan propekerja di tengah tantangan ekonomi dan industri yang terus berkembang.

Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan apresiasinya atas kunjungan DPN FSP ISSI dan menekankan pentingnya kebersamaan seluruh elemen serikat pekerja di bawah naungan KSPI dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan buruh Indonesia.
Sementara itu, Sekjen KSPI Ramidi menegaskan bahwa sinergi dan komunikasi antar federasi merupakan kunci dalam memperkuat gerakan buruh yang solid dan memiliki daya tawar tinggi di tingkat nasional.

DPN FSP ISSI dalam kesempatan tersebut menyampaikan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam perjuangan bersama KSPI, baik di bidang advokasi kebijakan, peningkatan kesejahteraan, maupun penguatan organisasi di tingkat nasional dan daerah.

Selain silaturahmi kelembagaan, pertemuan ini juga menjadi ajang diskusi substantif terkait kondisi industri semen nasional dan tantangan yang dihadapi pekerja di sektor tersebut. Dalam pertemuan, DPN FSP ISSI memaparkan tiga isu utama yang menjadi perhatian federasi, yakni:

1. Moratorium Pendirian Pabrik Semen Baru

FSP ISSI menegaskan dukungannya terhadap kebijakan moratorium pendirian pabrik semen baru di Indonesia guna mengatasi kelebihan kapasitas (oversupply) yang saat ini mencapai sekitar 53,2 juta ton.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan industri semen nasional, melindungi lapangan kerja, serta menciptakan iklim usaha yang adil dan berkelanjutan. FSP ISSI meminta pemerintah memastikan implementasi moratorium dilakukan secara konsisten dan berbasis data kebutuhan jangka panjang.

2. Pengetatan Regulasi Impor Semen dan Clinker

Dalam situasi pasar semen domestik yang mengalami kelebihan pasokan, FSP ISSI menolak kebijakan impor semen dan clinker, yang dinilai dapat memperburuk tekanan terhadap produsen dalam negeri serta mengancam keberlangsungan usaha dan tenaga kerja.
Federasi mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi impor, meninjau ulang Permendag No. 7 Tahun 2018 yang membuka peluang impor bagi perusahaan yang memiliki pabrik di luar negeri, dan mengarahkan industri untuk memperluas pasar ekspor.

3. Dukungan terhadap Perjuangan SP-Nusantara Cilacap (PT Solusi Bangun Indonesia)

FSP ISSI menyampaikan dukungan penuh kepada Serikat Pekerja Nusantara Cilacap, yang hingga kini belum memperoleh kenaikan upah sejak 2019–2025 dan menghadapi persoalan serius terkait Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang tidak dijalankan perusahaan.
FSP ISSI mendesak agar manajemen segera melaksanakan kembali PKB dan melakukan penyesuaian upah secara adil sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak normatif pekerja.

Kunjungan resmi ini dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Nomor 112/INT/FSP ISSI/IX/25, yang ditandatangani oleh Ketua Umum Muhammad Musafir dan Sekretaris Umum Agus Sarjanto. Sebanyak sebelas pengurus DPN FSP ISSI ditugaskan untuk melakukan audiensi ke KSPI dan ASI pada Kamis, 13 November 2025, di Kantor Sekretariat KSPI dan ASI, sebagai bagian dari agenda resmi organisasi dalam memperkuat koordinasi dan hubungan kelembagaan.

FSP ISSI menegaskan bahwa sinergi dengan KSPI dan seluruh elemen gerakan buruh nasional akan terus diperkuat dalam menghadapi tantangan globalisasi, transformasi industri, dan kebijakan ekonomi yang berdampak langsung terhadap pekerja.