DPD Jamkeswatch Cirebon Datangi Kediaman Pengurus Media Perdjoeangan Trian Handoko

DPD Jamkeswatch Cirebon Datangi Kediaman Pengurus Media Perdjoeangan Trian Handoko

Cirebon, KPonline – Rasa haru dan sedih terpancar di wajah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jamkeswatch Cirebon Joko Suharyanto. Tidak mesti menunggu lama setelah berkomunikasi dengan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Jamkeswatch KSPI, Joko bergegas ke rumah Trian Handoko yang berdomisili di Blok Siduet RT 014 RW 003 desa Bodesari, Kecamatan Plumbon, kabupaten Cirebon.

Walau perjalanan sempat tersendat namun tim Jamkeswatch Cirebon tetap konsisten menunggu kedatangan rombongan DPN Jamkeswatch.

Dalam keterangannya, ketua DPD Jamkeswatch Joko Suharyanto menceritakan kalau dirinya sempat kaget mendengar kabar anak Trian Handoko yang cukup lama terbaring sakit.

“Saya jujur sedih mendengar kabar ini karena beliau bagian dari keluarga besar kami di FSPMI Cirebon. Setelah berkomunikasi dengan Dewan Pimpinan Nasional Jamkeswatch KSPI yang dikomandoi oleh bung Daryus akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi rumah bung Trian. Kondisi anaknya yang terbaring sakit sangat membuat kami sedih, bahkan keadaan ini sudah berjalan dari tahun 2012 saat anaknya lahir,” ungkap Joko saat ditemui Koran Perdjoeangan, Senin (08/09/2025).

Joko menilai, keadaan ini terjadi karena kurangnya keterbukaan komunikasi termasuk dari DPD Jamkeswatch di Cirebon.

“Setelah kami cek data jaminan kesehatan bung Trian alhamdulillah semua sudah punya BPJS Kesehatan dengan Segmentasi PBI APBN Aktif sesuai dengan data kependudukan yang ada di Kartu Keluarga(KK). Sesuai intruksi DPN Jamkeswatch KSPI jika memang butuh pendampingan untuk bawa anaknya berobat tim Jamkeswatch di Cirebon Insya Allah siap untuk mendampingi,” ujar Joko saat berkunjung ke rumah Trian.

Di tempat yang sama Trian menceritakan kronologis anaknya yang bernama Khalid Alfarizi, dimana saat dilahirkan dalam keadaan prematur.

“Khalid lahir tahun 2012 dengan usia kehamilan 7 bulan lahir di Rumah Sakit Mitra Plumbon dengan kondisi lahiran normal. Dikarenakan bobot badan, dan kondisi kurang memungkinkan akhirnya anak saya diinkubator selama 1 bulan. Alhamdulillah perubahan Khalid semakin membaik dan akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah,” ungkap Trian Handoko.

Trian terus bersemangat menjaga anaknya yang butuh pengobatan secara khusus, bahkan ia sempat meminta kebijakan di tempatnya bekerja agar bisa bisa merawat anaknya dalam 1 bulan.

“Anak saya sempat dirawat di ruangan Neonatal Intensive Care Unit(NICU), dari situ saya fokus menjalankan rutinitas agar anak saya bisa sehat, hingga kurang lebih 4 tahun saya bolak balik Rumah Sakit terus. Saya sebenarnya tidak mau merepotkan orang lain apa lagi harus melibatkan organisasi sebesar ini karena sebelum saya bergabung dengan FSPMI tahun 2017, anak saya sudah mengalami sakit hingga sekarang. Saya sadari sebagai manusia normal kalau memang ini ujian dari Allah SWT saya ikhlas,” tambah Trian dengan mata berkaca-kaca.

Uluran tangan hingga memberikan dukungan solidaritas menjadikan pelita untuk Trian dan keluarganya. Hingga berita ini diterbitkan tampak Kapolsek setempat datang berkunjung beserta staf jajarannya untuk menemui Trian Handoko di rumahnya. (Jhole)