Diwarnai Aksi Premanisme, FSPMI Ultimatum PT Pratama: Aksi Berikutnya, Ribuan Buruh Akan Tumpah Ruah

Diwarnai Aksi Premanisme, FSPMI Ultimatum PT Pratama: Aksi Berikutnya, Ribuan Buruh Akan Tumpah Ruah

Garut, KPonline – Aksi unjuk rasa buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Barat di depan PT. Pratama Abadi Industri, Garut, berlangsung panas. Massa buruh yang menuntut keadilan atas dugaan kriminalisasi dan PHK sepihak sempat berhadapan dengan kelompok yang diduga preman bayaran. Tindakan provokatif dari kelompok tersebut memicu kericuhan kecil di lokasi aksi.

Menanggapi intimidasi tersebut, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) FSPMI Purwakarta, Wahyu Hidayat, mengeluarkan pernyataan keras. Wahyu yang hadir bersama seratusan buruh FSPMI Purwakarta dan satu unit mobil komando “Si Jalu”, menegaskan bahwa buruh tidak akan mundur sedikitpun menghadapi tekanan fisik maupun psikis.

Wahyu menyebut bahwa upaya dialog secara baik-baik telah dilakukan berulang kali namun tidak mendapat respon positif dari perusahaan. “Sudah tiga kali tindakan persuasif kami justeru berbalas ‘tuba’. Sekiranya minggu depan menjadi yang ke empat, kami pastikan ribuan buruh akan tumpah ruah,” ancam Wahyu di hadapan massa aksi.

Ia juga menyoroti keberadaan preman yang menyambut massa aksi dengan provokasi. Wahyu menantang pihak keamanan untuk bertindak tegas, atau buruh yang akan mengambil alih situasi demi membela rekan mereka.

“Kami tak peduli, siapapun, demi kemanusiaan ini, akan kami hadapi termasuk preman-preman yang menyambut kami tadi penyebab kericuhan akibat tindakan provokatif mereka. Dan sekiranya aparat keamanan setempat tidak dapat mengendalikan mereka, cukup menonton saja nanti,” tegas Wahyu.

“Ini bukan sekedar aksi biasa. Ini tentang masa depan seorang anak tiga tahun yang ayahnya hendak dipenjarakan oleh manajemen perusahaan serta beberapa anak lain yang ayahnya di-PHK sepihak.

Eskalasi konflik ini bermula dari upaya pekerja mendirikan serikat FSPMI di lingkungan PT. Pratama, yang kemudian direspon manajemen dengan sanksi keras berupa PHK dan ancaman pidana.

Meski situasi sempat memanas, aksi berhasil didinginkan setelah Polres Garut turun tangan memediasi. Massa membubarkan diri pada pukul 14.30 WIB dengan membawa satu kesepakatan: pertemuan tripartit di Disnaker Garut pada 10 Desember 2025. Jika pertemuan tersebut gagal (deadlock), FSPMI berjanji akan merealisasikan ancamannya dengan massa yang jauh lebih besar.