Diduga Sewa Massa Bayaran, Wings Gowa Ingin Benturkan Sesama Anak Bangsa

Diduga Sewa Massa Bayaran, Wings Gowa Ingin Benturkan Sesama Anak Bangsa

Gowa, KPonline – Aksi yang kedua kalinya di PT. Wings Gowa menuntut perusahaan vendor atau alih daya yakni PT. Surya Manunggal Semesta (SMS) Gowa yang PHK secara sepihak terhadap 5 orang karyawannya agar dipekerjakan kembali temui jalan yang berliku pada Senin, (04/08/2025).

Sebab perjuangan aksi buruh FSPMI Makassar sempat dihadang oleh beberapa massa yang diduga dibayar oleh PT. SMS Gowa, dimana mereka yang memasang spanduk penolakan aksi hingga bakar ban ditengah jalan. mereka mengatas namakan warga setempat. Namun, setelah melakukan konfirmasi dengan tokoh warga setempat, mereka tidak mengenali massa tersebut. Bisa jadi, mereka bukan warga asli didaerah tersebut.

Perwakilan buruh yang dipimpin Taufik, Ketua Partai Buruh Exco Gowa pun sempat menemui massa tersebut untuk melakukan negosiasi dengan dikawal oleh pihak dari Kepolisian Polres Gowa dan Polsek Bontomarannu. Namun, massa tersebut tetap bertahan dan sengaja ingin memprovokasi.

Taufik mengatakan melalui konferensi persnya bahwa sekarang kawan-kawan aksi bisa lihat kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 telah diciderai oleh oknum massa. Dimana, mereka menghadang dan menutup akses jalan. Sehingga, kami tidak bisa lewat untuk aksi didepan PT Wings.

“Yang menjadi pertanyaan, ada apa dengan PT. Wings? mereka mengerahkan oknum oknum tertentu untuk menghalangi aksi kami. Untuk itu kami dari Partai Buruh Gowa akan menyurat secara resmi ke Presiden Partai Buruh dan Serikat Serikat Pekerja dibawah naungan Partai Buruh tentang penghalangan menyampaikan pendapat dimuka umum. Ini jelas melanggar Undang Undang,” tegasnya.

Perwakilan pihak kepolisian yang mengawal aksi dan telah berkomunikasi mengatakan bahwa untuk menjaga situasi kondusif dan demi kelancaran lalu lintas kami sarankan untuk bertahan ke titik semula, guna menghindari benturan dan hal hal yang tidak diinginkan antar sesama anak bangsa.