Karawang, KPonline – Media Perdjoeangan Karawang hari ini genap berusia 8 tahun, tepat pada 27 Desember 2017 – 27 Desember 2025. Meski usia delapan tahun kerap disebut masih “balita”, namun karya-karya yang dihasilkan Media Perdjoeangan telah menunjukkan kualitas dan keberpihakan yang jelas, khususnya dalam mengawal isu-isu perburuhan. Sab’tu, (27/12/25).
Seiring perjalanan waktu, Media Perdjoeangan kini telah hadir di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Tidak hanya berkembang di tingkat cabang dan wilayah, bahkan di beberapa unit kerja telah terbentuk media-media perjuangan yang lahir dari semangat yang sama: menyuarakan kepentingan kaum buruh.
Pepatah lama mengatakan, “Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tidak berbuah.” Prinsip inilah yang terus dipegang oleh Media Perdjoeangan. Sesuai dengan namanya, Media Perdjoeangan hadir bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi bagian dari perjuangan, mengabarkan realitas, serta membela kepentingan buruh dan rakyat kecil sesuai kemampuan dan bidang yang digeluti.
Bertepatan dengan hari jadinya yang ke-8, Media Perdjoeangan Karawang menegaskan komitmennya untuk terus menyuarakan aspirasi buruh, khususnya dalam perjuangan UMK dan UMSK Jawa Barat yang saat ini sebagian telah dicoret dari rekomendasi Bupati dan Wali Kota se-Jawa Barat.
Media Perdjoeangan memastikan tetap berada di barisan perjuangan, mengawal hak upah yang adil dan bermartabat bagi kaum buruh.
Ucapan selamat juga datang dari Vice Presiden FSPMI, Kahar S. Cahyono, yang menuliskan pesan di akun Facebook pribadinya, “Selamat milad. Mari terus menginspirasi Indonesia dengan karya.”
#BicaralahBuruh
Selain itu, berbagai ucapan selamat dan doa mengalir dari rekan-rekan SPAI FSPMI, baik yang berada di Kabupaten Karawang maupun dari luar daerah, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas konsistensi Media Perdjoeangan selama delapan tahun terakhir.
Memasuki usia ke-8, Media Perdjoeangan Karawang diharapkan terus tumbuh, semakin tajam, dan tetap setia menjadi media perjuangan, media keberpihakan, dan suara kaum buruh.



