Purwakarta, KPonline – Lestareno, seorang aktivis buruh yang dikenal vokal di kalangan pekerja Purwakarta, kini menjalani profesi baru sebagai sopir angkot setelah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari PT. Sepatu Bata, tempatnya dulu bekerja.
Meski roda kehidupan membawanya ke jalanan sebagai pengemudi angkot 02 jurusan Simpang Pasar Rebo – Sadang, semangat juang Lestareno dalam memperjuangkan hak-hak buruh tak pernah surut. Ia tetap aktif dalam kegiatan organisasi (FSPMI) dan selalu meluangkan waktu untuk hadir ketika ada panggilan perjuangan.
“Bagi saya, perjuangan tidak berhenti hanya karena sudah tidak bekerja di pabrik. Selama masih ada ketidakadilan terhadap buruh, saya akan terus ikut berjuang,” ujar Lestareno ketika ditemui di terminal Sadang.
Setiap hari ia menempuh rute mengantar penumpang, menembus panas dan hujan. Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan tekad kuat untuk tetap menjadi bagian dari gerakan buruh. Ketika ada agenda organisasi atau aksi solidaritas, Lestareno memilih libur narik demi tetap hadir bersama rekan-rekan seperjuangan.

Kisah Lestareno menjadi bukti bahwa semangat perjuangan tidak mengenal profesi. Sekali pejuang, tetap pejuang. Meski kini membawa setir, suara dan langkahnya masih berpihak kepada kaum buruh untuk sebuah arti keadilan sosial.