Surabaya, KPonline – Sebuah acara unik yang memadukan musik, budaya, dan diskusi sosial bertajuk “Wisata Orang Waras” (WOW) sukses digelar di Pos Bloc, Surabaya, pada Sabtu, 13 September 2025. Acara yang digagas oleh band Methosa ini merupakan hasil kolaborasi apik antara FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) melalui Media Perdjoeangan Jawa Timur dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, sejarawan, komunitas, dan musisi lokal.
Salah satu momen paling simbolis dalam acara tersebut adalah pengibaran duabendera Merah Putih yang dibawahnya ada bendera Methosa dan bendera “Methozen” (komunitas pendukung band METHOSA).
Bendera ini bukan sekadar atribut, melainkan simbol perjuangan, persatuan, dan semangat gotong royong yang menjadi ruh dari gerakan “Wisata Orang Waras”.
Makna bendera ini diperkuat oleh aksi heroik yang dilakukan tim Media Perdjoeangan FSPMI beberapa hari sebelum acara. Meskipun bukan pendaki profesional, dengan tekad kuat mereka berhasil membawa dan mengibarkan bendera FSPMI, METHOSA, dan Methozen di puncak Hargo Dumilah, Gunung Lawu, pada ketinggian 3.265 MDPL. Aksi ini menjadi bukti nyata dari kuatnya komitmen dan semangat juang untuk mewujudkan perhelatan WOW yang pertama di Surabaya.
Khoirul Anam, Kepala Biro Media Perdjoeangan FSPMI Jawa Timur yang juga menjadi salah satu motor penggerak acara, mengungkapkan makna mendalam di balik bendera tersebut.
“Bendera ini adalah manifestasi dari perjuangan tanpa lelah dan kebersamaan. Setelah sukses berkibar di Surabaya, bendera ini akan kami serah terimakan secara estafet ke kota-kota berikutnya yang menjadi tujuan ‘Wisata Orang Waras’,” ujar Khoirul Anam.
Rencananya, tur “Wisata Orang Waras” akan melanjutkan perjalanannya ke kota-kota lain seperti Yogyakarta dan Bandung, membawa serta bendera simbolis ini sebagai obor perjuangan. Gerakan ini diharapkan dapat terus menyebarkan pesan solidaritas dan menjadi wadah kolaborasi antar berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia.