BEM Nusantara Jawa Timur Gelar Aksi di Depan Mapolda, Tuntut Reformasi Kepolisian dan Keadilan untuk Affan Kurniawan

Surabaya, KPonline – Suara mahasiswa kembali menggema di Kota Pahlawan. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jawa Timur, Sabtu (30/8).

Bacaan Lainnya

Aksi dimulai pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Timur berkumpul di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya sebagai titik awal, sebelum bergerak menuju Mapolda Jatim. Dengan mengenakan almamater kebanggaan masing-masing kampus, massa aksi berjalan sambil membawa spanduk, poster, dan bendera organisasi.

Dalam aksinya, mahasiswa menyuarakan lima tuntutan utama kepada kepolisian, yakni:

1. Menghentikan segala bentuk tindakan represif aparat terhadap massa aksi.

2. Mengusut tuntas kasus meninggalnya Affan Kurniawan secara adil dan transparan.

3. Membebaskan sejumlah mahasiswa yang masih ditahan pasca demonstrasi.

4. Melakukan reformasi menyeluruh terhadap institusi kepolisian.

5. Mendorong transformasi kepolisian agar lebih profesional, humanis, serta mengedepankan hukum yang berkeadilan.

Koordinator aksi menyampaikan bahwa mahasiswa hadir bukan hanya untuk kepentingan golongan, melainkan sebagai representasi suara rakyat.

“Kami mahasiswa adalah perwakilan dari suara aspirasi masyarakat dan rakyat Indonesia. Tugas kami adalah menyampaikan kebenaran dan menegakkan keadilan. Kematian Affan adalah luka bagi kita semua. Aparat seharusnya menjadi pelindung, bukan justru menjadi ancaman bagi rakyat. Kami mendesak agar kasus ini tidak ditutup-tutupi, harus dibuka secara transparan,” tegas salah satu perwakilan BEM Nusantara dalam orasinya di depan Mapolda Jatim.

Aksi berjalan dengan kondusif dan tertib hingga selesai. Mahasiswa berkomitmen untuk terus mengawal proses hukum dan mendorong reformasi kepolisian agar lebih berpihak kepada rakyat.

“Polisi harus berbenah, jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan. Jika penegak hukum saja tidak dipercaya, bagaimana hukum ini akan ditegakkan secara adil?” seru salah satu mahasiswa.

Demonstrasi ini menjadi penegasan bahwa mahasiswa tetap konsisten berdiri di garis depan perjuangan, membawa semangat moral untuk menjaga demokrasi dan keadilan di Indonesia.

(Junaidi)

Pos terkait