Band Methosa Tunjukkan Solidaritas, Kunjungi Aksi Buruh PT. Pakerin di Surabaya

Band Methosa Tunjukkan Solidaritas, Kunjungi Aksi Buruh PT. Pakerin di Surabaya

Surabaya, KPonline – Tiga personel band Methosa, yakni Mansen Munthe, Kelana Halim, dan Raden Agung, hadir langsung di tengah aksi demonstrasi buruh PT Pakerin yang digelar di depan kediaman pemilik perusahaan di Jalan Sumatera, Surabaya, Sabtu (5/7/2025). Kehadiran mereka menjadi bentuk nyata solidaritas terhadap perjuangan para pekerja yang telah melakukan aksi selama tiga bulan terakhir.

Sebelum menghadiri diskusi bersama para seniman Surabaya dalam rangka mengkonsep agenda Wisata Orang Waras, Methosa secara khusus menyempatkan diri untuk mengunjungi aksi buruh PT PAKERIN.

Di tengah semangat perjuangan yang menyala, Mansen Munthe diberikan kesempatan untuk menyapa para peserta aksi. Dalam orasinya, ia menyampaikan dukungan penuh Methosa terhadap perjuangan kaum buruh.

“Tetap Fokus dalam perjuangan namun tetap kita jaga kepentingan umum jangan sampai terganggu ,hari kami sangat senang bisa mendukung perjuangan kawan kawan,dan kami bangga ketika lagu lagu kami bisa menjadi kawan dalam perjuangan , tujuan kami bukan untuk dikenal namun agar kami bisa masuk kedalam sendi sendi masyarakat untuk menyadarkan bahwa kita punya hak dan kesetaraan dimata hukum ” ujar Mansen dengan penuh semangat.

“Untuk itulah lagu Igual itu ada disana ada kalimat yang berbunyi, kembali kembali kembali, lawan lagi lawan lagi, setara menggema hingga ke ujung bumi,” imbuhnya.

Kehadiran Methosa pun sontak mengejutkan massa aksi. Banyak di antara mereka yang mengaku mengenal lagu-lagu Methosa, namun baru kali ini mengetahui secara langsung sosok di balik band yang selama ini dikenal dengan karya-karya berisi kritik sosial tersebut. Spontan, suasana aksi menjadi lebih hangat dan penuh haru.

“Selama ini saya sering putar lagu mereka waktu jaga tenda aksi, tapi enggak nyangka bisa lihat langsung personelnya datang ke sini,” kata seorang peserta aksi.

Mansen juga mengungkapkan Perasaan saat tahu lagu Methosa diputarkan di dalam Aksi tersebut yakni :

“Jujur kami tidak punya ekspektasi apapun sebenarnya ketika membuat lagu, karena lagu itu adalah suara hati kami.Namun saat mengetahui karya kami justru menginspirasi bahkan sampai menemani teman-teman dalam menjalankan Aksi, tidak ada kata lain selain bersyukur.

Itulah sebabnya “seni” menjadi satu-satunya medium yang paling berpengaruh dalam menghantarkan ekspresi ke dalam bentuk apapun yang kita inginkan termasuk protes.”

Kunjungan ini menjadi momen yang membangkitkan semangat dan moral para pekerja, sekaligus menegaskan bahwa perjuangan buruh tak pernah sendiri. Dukungan dari berbagai kalangan, termasuk seniman dan musisi seperti Methosa, menjadi bukti bahwa suara buruh adalah bagian dari denyut nadi perubahan sosial.(Penulis dan foto : Sofyan)