Balada upah buruh, sebuah kisah klasik yang terus berulang. Setiap tahun, buruh berjuang untuk hak-hak mereka, sementara pengusaha dan pemerintah seringkali memiliki kepentingan yang berbeda.
Di satu sisi, buruh ingin upah yang layak, yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga. Mereka bekerja keras, seringkali dalam kondisi yang tidak ideal, untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan perusahaan.
Di sisi lain, pengusaha ingin memaksimalkan keuntungan, seringkali dengan menekan biaya upah. Mereka berargumen bahwa upah yang tinggi dapat membuat perusahaan tidak kompetitif dan mengurangi lapangan kerja.
Pemerintah, sebagai mediator, seringkali terjebak di tengah-tengah. Mereka ingin menjaga stabilitas ekonomi dan investasi, tetapi juga ingin melindungi hak-hak buruh.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah upah buruh hanya tentang angka? Atau apakah itu tentang martabat, keadilan, dan kesetaraan? Buruh bukan hanya pekerja, mereka adalah manusia yang memiliki harapan, impian, dan keluarga.
Kita perlu mencari solusi yang adil dan seimbang, yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak. Upah yang layak bukan hanya hak buruh, tapi juga investasi untuk masa depan bangsa. (Yanto)