Ardian Safendra: Sebaik Apa Pun Konsep, Tanpa Pengawalan akan Masuk Tong Sampah

Mojokerto, KPonline – Dalam setiap perjuangan buruh, banyak hal telah dirancang dengan serius, mulai dari strategi perjuangan, tim advokasi, hingga konsep hukum dan politik yang disusun secara mendalam. Namun, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Konsulat Cabang FSPMI Mojokerto, Ardian Safendra, semua itu akan sia-sia jika tidak dikawal secara nyata oleh para anggota di lapangan.

Bacaan Lainnya

 

“Sepintar apa pun perangkat, secerdas apa pun perangkat, sebaik apa pun konsep perjuangan — kalau tidak dikawal oleh kawan-kawan, semua itu hanya akan berakhir di tong sampah,” tegas Ardian dalam sambutannya pada Pembukaan Latihan Dasar (Latsar) Garda Metal XII FSPMI Jawa Timur di Bumi Perkemahan Indreng Genitri, Pacet, Mojokerto, pada 27 Oktober 2025.

 

Pernyataan itu bukan sekadar kritik, melainkan refleksi tajam atas kondisi nyata gerakan buruh hari ini. Tantangan yang dihadapi kaum buruh ke depan bukan semakin ringan. Justru sebaliknya semakin besar, semakin kompleks, dan semakin menantang.

 

Dari kebijakan pengupahan yang semakin menjauh dari prinsip keadilan, sistem kerja fleksibel yang menggerus kepastian kerja, hingga tekanan globalisasi dan digitalisasi semuanya menuntut respons yang lebih terorganisir, militan, dan konsisten.

 

Militansi Kolektif, Kunci Keberhasilan Perjuangan:

Ardian menegaskan bahwa kekuatan utama organisasi bukan hanya terletak pada Pemimpinnya, tapi pada militansi kolektif dari para anggotanya — mereka yang bersedia hadir, turun aksi, bersuara, dan berjuang dalam setiap kondisi.

 

Serikat Buruh/ Serikat Pekerja seperti FSPMI telah membuktikan bahwa dengan pengawalan yang kuat dari basis anggota, hal-hal yang tampak mustahil sekalipun bisa dicapai. Namun, tanpa militansi itu, bahkan strategi terbaik pun akan kehilangan makna dan arah.

 

Dalam penutupan sambutannya, Ardian menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh peserta Latsar Garda Metal XII FSPMI Jawa Timur, yang digelar pada 27–28 Oktober 2025.

“Mengutip pesan Presiden Partai Buruh, Said Iqbal: Kita boleh berjalan sendiri, atau bahkan merasa sendirian. Tapi niatkan dalam hati bahwa itu semua untuk perjuangan.”

 

Latsar Garda Metal bukan hanya pelatihan fisik dan ideologi, tapi juga momen membangun kesadaran: bahwa setiap anggota memiliki tanggung jawab menjaga nyala perjuangan, menjaga organisasi, dan memastikan semua strategi tidak berhenti di atas kertas serta menciptakan seorang Garda Metal yang mempunyai sifat RESOLUSI (Rela- Solid – Lugas – Sigap).

 

(Maynang Suhartanto)

Pos terkait