Jakarta, KPonline – Ardian Safendra, mewakili Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur, menyampaikan laporan kerja dalam Sidang Paripurna III pada acara Rapat Pimpinan FSPMI di Grand Paragon Hotel, Jakarta, Selasa (12/02/2025).
Dalam laporannya, Ardian mengungkapkan bahwa terjadi penurunan jumlah anggota di beberapa Pimpinan Unit Kerja (PUK) FSPMI di Jawa Timur, dengan total sekitar 600 anggota yang keluar. Namun, di sisi lain, perkembangan organisasi tetap berjalan positif dengan terbentuknya beberapa Tim Advokasi dan Sosialisasi (TAPSOS) yang berperan sebagai Konsulat Cabang (KC) FSPMI di daerah-daerah yang sebelumnya belum memiliki KC. Hingga saat ini, dari 22 kabupaten di Jawa Timur, sudah terbentuk 10 TAPSOS yang dijadikan KC.
Ardian juga menyampaikan kabar duka mengenai salah satu pengurus FSPMI dari Probolinggo yang meninggal dunia akibat sakit. Almarhum dikenal sebagai sosok aktif dalam organisasi dan tetap menghadiri rapat-rapat hingga dua minggu sebelum kepergiannya.
Terkait progres program Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Ardian melaporkan beberapa pencapaian, antara lain:
1. Pekerja Muda – Program yang melibatkan langsung DPP, dengan figur seperti ,Tri Agung Setiawan,Nur Yasin dan Nani Khusmaeni yang berperan dalam pengembangannya.
2. Jambore Pekerja Muda – Kegiatan yang pertama kali diadakan di Jawa Timur dan menjadi contoh bagi wilayah lain agar dapat melaksanakan acara serupa.
Selain itu, DPW FSPMI Jawa Timur juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung pilar-pilar perjuangan organisasi, seperti Media Perdjoeangan, Jamkeswatch, dan Garda Metal. Pilar-pilar ini dinilai sangat penting untuk penguatan dan perkembangan FSPMI di Jawa Timur.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, DPW FSPMI Jawa Timur terus berupaya memperkuat pergerakan serikat pekerja demi kesejahteraan buruh di wilayahnya.
(And Muis)