Anto Bangun KC FSPMI Labuhanbatu Sebut Kebenaran yang Pahit Lebih Baik Daripada Kebohongan yang Manis

Anto Bangun KC FSPMI Labuhanbatu Sebut Kebenaran yang Pahit Lebih Baik Daripada Kebohongan yang Manis

Medan,KPonline, – Catatan Kritis untuk Para Pengusaha. Didalam dunia usaha yang berorientasi kepada profit sebuah keberhasilan selalu saja diukur dari grafik keuntungan, pertumbuhan pasar, dan stabilitas modal, tetapi ada satu komponen tak kasat mata yang justru menjadi fondasi dari semua itu, yakni kepercayaan. Dan kepercayaan hanya bisa tumbuh dalam satu tempat, yakni kebenaran, meskipun kebenaran itu terasa getir dan pahit.

Tetapi dalam fakta kenyataan sangat terlalu banyak pengusaha yang lebih memilih menyajikan kebohongan manis, janji palsu, laporan keuangan yang dimanipulasi, target-target ilusif, bahkan kata-kata motivasi palsu kepada buruh yang kenyataannya upahnya dibayar murah dan dipaksa bekerja melebihi batas kemanusiaan.

Semua demi ilusi “harmoni” dalam hubungan industrial, padahal itu cuma kosmetika yang menutupi borok yang semakin membusuk.

Mengapa pengusaha lebih memilih kebohongan yang manis?

Karena ia menawarkan kenyamanan jangka pendek. Kebohongan bisa membungkam suara protes untuk sementara. Ia bisa membuat investor tersenyum, membuat buruh diam, membuat publik tak peduli. Tapi seperti obat palsu, efeknya tidak menyembuhkan, justru memperparah penyakit. Dan ketika krisis datang, semua topeng itu jatuh. Saat itulah harga dari kebohongan akan ditagih dengan bunga yang mencekik.

Sebaliknya, kebenaran yang pahit,walau menyakitkan di awal namun memberi jalan pada perubahan yang sehat. Jujur tentang kondisi perusahaan bisa mendorong solidaritas internal. Mengakui kesalahan manajemen bisa membuka ruang dialog untuk perbaikan. Transparan terhadap buruh bukan berarti lemah, tapi justru menunjukkan integritas. Pengusaha yang berani jujur akan dihormati, bukan hanya dipatuhi.

Ketahuilah, pengusaha tidak sedang bermain drama. Ini bukan soal menampilkan cerita indah, tapi soal membangun sistem yang adil, berkelanjutan, dan manusiawi.

Ketika Anda menyuap buruh dengan kata-kata manis tapi menyembunyikan kenyataan, Anda sedang menanam bom waktu di dalam perusahaan Anda sendiri yang pada waktunya bom itu akan meledak.

“Ketika nanti pada suatu waktu buruh tersadar dari aksi kebohongan pengusaha, pasti kaum buruh meradang, kemudian akan nekad melakukan aksi untuk menghancurkan pengusaha, waktu akan menjawabnya” (Anto Bangun)