Aktivis Perempuan FSPMI Bekasi Kawal Aksi Solidaritas di Kantor Pusat PT Transjakarta

Aktivis Perempuan FSPMI Bekasi Kawal Aksi Solidaritas di Kantor Pusat PT Transjakarta

Jakarta, KPonline — Aktivis perempuan dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Bekasi turut mengawal aksi solidaritas yang digelar oleh Serikat Pekerja Driver Transportasi (SPDT) FSPMI PT Transjakarta di kantor pusat perusahaan, Rabu (12/11/2025).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pekerja perempuan anggota SPDT FSPMI PT Transjakarta yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh atasan.

Dalam aksi tersebut, para peserta membawa spanduk dan poster bertuliskan “Pecat Pelaku Pelecehan Seksual!”, “Tegakkan PKB dan Undang-Undang Perlindungan Perempuan!”, serta “Ciptakan Tempat Kerja Aman dan Bermartabat untuk Perempuan!”.

“Kami, aktivis perempuan FSPMI Bekasi, datang untuk menunjukkan solidaritas dan menegaskan bahwa pelecehan seksual tidak boleh dibiarkan di tempat kerja mana pun. Pelaku harus dipecat sesuai dalil PKB dan undang-undang yang berlaku,” tegas salah satu perwakilan bidang perempuan FSPMI Bekasi dalam orasinya.

Aksi ini menuntut agar manajemen PT Transjakarta bertindak tegas dan transparan dalam menangani kasus tersebut. Para peserta menekankan bahwa perusahaan wajib melindungi korban dan memastikan tidak ada tindakan intimidasi atau upaya menutupi kasus yang sedang berjalan.

Adapun tuntutan utama dalam aksi solidaritas ini meliputi:
– Pecat pelaku pelecehan seksual sesuai ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

– Berikan perlindungan dan pendampingan penuh bagi korban melalui mekanisme yang aman dan berpihak pada korban.

“Kasus ini menjadi peringatan bahwa perlindungan terhadap pekerja perempuan harus menjadi prioritas. Serikat pekerja, khususnya bidang perempuan FSPMI, akan terus mengawal hingga keadilan benar-benar ditegakkan,” ujar salah satu aktivis FSPMI Bekasi.

Aksi berjalan tertib dan penuh solidaritas. Para peserta menegaskan bahwa perjuangan ini bukan hanya untuk satu korban, tetapi untuk seluruh pekerja perempuan agar dapat bekerja dengan aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan maupun pelecehan seksual. (Eva)