Indahnya Kata Tentang Batam, Tinggal Kenangan

Batam,KPonline – Pohon Sakura asal Jepang yang ditanam di komplek industri Batamindo, Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) ini mungkin kelak akan menjadi kenangan terindah oleh mereka yang telah meninggalkan Batam. Pohon Sakura di Pulau Batam ini ditanam disepanjang jalan, dan akan mulai bersemi, merekah lalu gugur setiap bulan Maret hingga Mei.

Jika Bunga Sakura mulai berbunga, warga Batam pun tidak ketinggalan menikmati keindahan bunga yang sangat popular ini. Mereka mengabadikan bunga tersebut dengan memotret dan merekamnya.

Bacaan Lainnya

Saya ingat ketika pertama kali merantau, Batam merupakan kota idola dan primadona. Banyak cerita manis tentang pulau ini. Tentang mudahnya mencari kerja, gaji yang tinggi, dah kemudahan kemudahan lainnya.

Waktu itu di Batam banyak sekali menjanjikan berbagai macam pekerjaaan di berbagai sektor, khususnya di bidang perusahaan elektronika. Walaupun berangkat dengan modal nekat saja , berbekal ijazah saja dulu sangat mudah sekali melamar pekerjaan di Batam.

Seperti pepatah bilang ada gula ada semut, dengan kebijakan pemerintah waktu itu berbondong-bondonglah masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kala itu harga tanah di Batam juga sangat murah sekali, bahkan kalau mau, membabat hutan sendiri kemudian di ajukan ke Otorita Batam bisa menjadi hak milik.

Mencari kerja di Batam pada periode tahun 1990 hingga tahun 2000 masih terbilang mudah. Bahkan para calon pekerja bisa memilih-milih di mana mereka hendak bekerja

Tak heran lantas sejumlah perusahaan di Batam lebih memilih mencari pekerja dari luar Batam. Mendatangkannya melalui pengerah jasa tenaga kerja. Tujuannya agar tidak repot terus-terusan melakukan perekrutan. Maka bermunculanlah penyalur tenaga kerja atau outsourcing

Para pekerja yang didatangkan itu untuk kelas operator. Kebanyakan wanita. Mereka kemudian ditampung di mess atau dormitory. Dormitory ini masih bisa dijumpai di Kawasan Industri Mukakuning.

Berbeda kondisinya saat ini. Pengangguran melonjak. Perusahan banyak yang tutup. Kondisi ekonomi yang tak menentu dan kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat semakin membuat kondisi semakin parah.

Bahkan terkadang, lowongan kerja untuk 10 orang saja, bisa diperebutkan ribuan orang. Kondisi ini bisa terlihat di sejumlah kawasan industri di Batam, terutama di Batamindo.

Bahkan ribuan orang yang putus asa dengan hidup di Batam memutuskan balik kampung dan tak kembali lagi. Sejumlah pengusaha juga menjerit. Investasi makin sulit.

Saat ini saja, tingkat Pengangguran di Batam terus bertambah, akibatnya tindak kejahatan pun meningkat, selain itu ada wanita-wanita yang dahulunya bekerja di perusahaan elektronik, kini memilih bekerja ditempat hiburan malam, alasannya untuk bertahan hidup.

Banyaknya Perusahaan khususnya galangan kapal yang sepi orderan dan tidak adanya investasi baru menyebabkan perekonomian di Batam timpang. Jumlah penduduk Batam saat ini, berdasarkan survey Badan Pusat Statistisk (BPS) Kota Batam sudah mencapai 1,5 juta orang lebih dengan angka pengangguran mencapai 75 ribu orang.

Setiap tahun angka pengganguran di Kota Batam terus meningkat dan hasil survei BPS Kota Batam pada 2017 menyebutkan untuk tingkat pengangguran akan semakin melonjak seiring menurunnya perekonomian dan banyaknya perusahaan yang hengkang dari Batam.

Dan akibatnya tak sedikit warga Batam yang memilih untuk meninggalkan Batam untuk sementara waktu atau mungkin untuk selamanya guna mencari kehidupan yang lebih layak lagi.Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam dalam keterangannya mencatat telah terjadi lonjakan penduduk yang meninggalkan Batam dalam kurun dua bulan terakhir.

Berdasarkan catatan Disdukcapil, April silam lembaga ini hanya mengeluarkan Surat Keterangan Pindah (SKP) sebanyak 1.190 lembar. Namun jumlahnya meningkat pada Mei, hingga menyentuh angka 1.429 lembar. Dua bulan terakhir ini ada sebanyak 2.619 warga tinggalkan Batam

Alasan pindahnya warga dari kota terbesar di Kepri ini ke luar kota bervariasi. Mulai dari ikut suami hingga melanjutkan pendidikan. Namun alasan paling dominan menurutnya adalah karena sudah tak memiliki pekerjaan di Batam

Tak heran dalam momen lebaran kali ini banyak perantau asal Batam memilih pulang kampung. Pulang kampung kali ini bukanlah mudik seperti biasa. Kali ini mereka pulang habis meninggalkan kota Batam dan semua kenangannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar