Bekasi, KPonline – Ada banyak pengalaman berharga yang saya temui disaat mengikuti longmarch Surabaya – Jakarta. Beberapa diantaranya meniggalkan kesan mendalam. Tersimpan di hati selama berhari-hari.
Satu diantaranya adalah ketika longmarch melintasi Bekasi. Dalam perjalanan dari Omah Buruh menuju Kota Bekasi.
Seorang kakek, dengan sepeda mini. Saya melihatnya pertamakali di Tambun. Dia meminta bendera FSPMI yang dibawa salah satu peserta longmarch dan memasang di sepeda bututnya.
Tidak hanya itu, dia meminta beberapa lembar leaflet tuntutan kami dan membagikannya kepada masyarakat di sepanjang jalan.
Saya memperhatikan apa yang dilakukannya dengan tatap mata heran. Untuk apa semua ini dilakukannya? Seolah dia menjawab: “Saya sudah sering sengsara, tapi jangan sampai anak cucuku juga ikut sengsara.”
Saat rombongan longmarch berjalan, si kakek memacu sepeda mininya cepat. Serasa jadi pembalap, ngebut. Menghilang dari pandangan.
Tak tahunya, dia sudah di simpang jalan. Menutup jalan untuk membuka akses bagi rombongan longmarch. Saya makin penasaran dengan sosok yang satu ini.
Bagi saya, kakek ini berhati malaikat.
Ketika saya menyampaikan informasi ini kepada Media Perdjoeangan melalui grup WhatsApp, saya ditugaskan untuk mewawancarai si kakek guna menanyakan lebih detail. Apa yang ada dalam pikirannya, sehingga dia melakukan semua ini.
Sayangnya, sebelum sampai stadion Bekasi Kota, dia sudah tidak kelihatan lagi .
Sehat sehatlah, Kek. Kecil hal yang kau lakukan. Namun besar untuk perjuangan perbaikan JKN di negeri ini.
Bekasi, 14 Oktober 2017
Agus Victory