Andre, Sahabat yang Berjuang Hingga Nafas Terakhir

Sidoarjo, KPonline – Kami biasa memanggilnya bung Andre (35 tahun). Dulu dia seorang pekerja keras di sebuah perusahaan pengolahan baja PT PRI di Gedangan Sidoarjo. Ketika itu, tahun 2007, dia bekerja dengan status pekerja Outsourcing di bagian produksi.

Hingga tahun 2011 dirinya tidak begitu aktif dalam pergerakan. Sampai pada tahun 2012, dimana perjuangan HOSTUM (Hapus Outsourcing Tolak Upah Murah) sedang gencar gencarnya, maka di PUK sering di adakan “pencegatan” pada karyawan yang masuk shift malam untuk di ajak aksi karena memang waktu itu sangat minim pendidikan.

Andre ternyata berbeda. Dari ajakan aksi yang sedikit memaksa itu ternyata lambat laun menempa militansinya,karena dia memperhatikan orasi orasi yang disuarakan dari atas mobil komando,maka hal itu tak ubahnya pendidikan buruh secara langsung yang membuatnya tersadar bahwa maksud adanya “pencegatan” itu adalah demi nasibnya juga.

Dikala itu dalam perusahaan setidaknya ada empat Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja,dari seringnya aksi HOSTUM sangat membuka mata para tenaga OS khususnya,bahwa selama ini OS sudah salah karena mereka berada di proses produksi yang jenis pekerjaannya berlangsung terus menerus,begitu juga dengan upah,jaminan sosial dan tunjangan tunjangan,mereka para tenaga OS termasuk Andre merasa bahwa selama ini dalam bekerja, lebih keras dari karyawan tetap namun apa yang diperoleh sangat berbanding terbalik.

Sejak itu Andre menjadi sangat aktif dalam pergerakan,meskipun kehadirannya tidak begitu dipandang oleh massa aksi lain.

Setelah perjuangan selama 4 tahun ,akhirnya status OS berubah menjadi Karyawan Kontrak PT PRI,dan pada 2015 Andre memutuskan untuk ikut dalam Latsar Gatda Metal.

Semenjak itu dirinya semakin aktif dalam perjuangan,namun sayang pada 2016,PT PRI tidak memperpanjang Kontrak kerjanya,yang berakibat harus keluar dari perusahaan.PUK memperjuangkan nasibnya di PHI tapi sayang kalah.namun itu tidak mengandaskan semangat juang Andre.

Selepas di PHK dia berkeliling menjual pentol bakso,karena dirinya tetap merupakan anggota di grup whatsapp Garda Metal Sidoarjo,maka setiap kali intruksi aksi di umumkan,dia mengetahuinya dan dia tinggal dagangannya untuk ikut aksi,pernah dia mengungkapkan bahwa semua ini dilakukan demi nasib anaknya dimasa depan.

Terakhir pria dari Yogyakarta ini ,bekerja di pabrik pengolahan kayu,hingga akhirnya kabar duka itu datang.

Selamat jalan kawan,jasamu sungguh tiada tara.

Catatan: Terlihat dalam foto di atas, Andre berada di nomor dua dari kiri naik sepeda motor putih saat aksi terakhir pada akhir Februari 2017.