2 Alasan Mengapa Kita Tak Perlu Bersedih atas Kalahnya Timnas Indonesia

Suporter Timnas Indonesia saat memberi dukungan saat mepawan Timnas Thailand pada pertandingan AFF Cup 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2016). Indonesia menang dengan skor 2-1 Pada Leg Pertama Final AFF Cup 2016. FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Bogor, KPonline – Semalam, Timnas Indonesia U-22 mengalami kekalahan dari tuan rumah, Malaysia. Kekalahan ini mungkin memupuskan harapan dari berjuta rakyat Indonesia, yang menginginkan hiburan di saat kondisi ekonomi dinilai memburuk dan beban hutang yang makin menggunung.

Hiburan? Benar. Hiburan seperti ini penting. Setidaknya untuk mengurangi risiko stress massal akibat beban kesulitan ekonomi. Ancaman PHK terus saja terdengar. Ramayana, diberitakan menutup beberapa toko. Di saat, kasus PHK ribuan buruh di PT Freeport Indonesia, PT Smelting, dan banyak perusahaan lain belum terselesaikan.

Menurut saya, kekalahan ini sesungguhnya membawa berkah tersendiri bagi negeri ini.

Pertama, negeri kita tercinta terhindar dari sikap pamer dan sombong. Tidak bisa dipungkiri memang kondisi rakyat Indonesia menginginkan dan berharap Timnas bisa meraih medali emas. Namun setiap Timnas mendapat kemenangan sudah dipastikan disetiap media massa atau pun media sosial akan memuji setinggi langit seolah Timnas ini sungguh sempurna jauh dari kata kurang. Padahal kalaupun di media sosial ramai dipuja dan dipuji bak seorang raja, namun setelah para punggawa Timnas kembali ke klub atau kampung halaman mereka, nasib mereka siapa yang memperhatikan.

Hal ini pernah saya lihat ketika Timnas U 19,yang dengan gagah memboyong Piala AFF 2014. Hanya selang beberapa bulan, seorang Evan Dimas, Hargiyanto dan kipernya (saya lupa namanya) bermain ditingkat kelurahan untuk sebuah turnamen yang tidak sama sekali bergengsi.

Berapa bayaran yang diterima untuk seorang pemain Timnas?Ternyata tidak lebih dari 1,5 juta rupiah. Fantastis bukan untuk seorang pahlawan peraih gelar Piala AFF?

Padahal di media sosial belum berhenti mengabarkan tentang kemenangan dari Timnas. Sungguh nikmat.. Indonesia terbebas dari sifat pamer didunia maya pasca kekalahan malam ini.

Kedua, mengapa saya mengucap syukur atas kekalahan ini? Tidak lain adalah mengenai anggaran negara. Setiap atlet Indonesia yang meraih medali di setiap event pasti dijanjikan akan diberikan hadiah yang berupa nominal rupiah tentu dengan jumlah yang tidak sedikit. Tentu saja dengan kekalahan ini anggarannya bisa digunakan untuk keperluan lain oleh Negara.

Tetapi dengan do’a semoga anggaran itu tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab alias tidak dikorupsi.

Mohon maaf, bukannya saya tidak bangga jadi orang Indonesia. Tapi ini adalah sebuah ungkapan hati dari seseorang yang mengharapkan kesejahteraan terwujud di negeri ini. Bukan sekedar gegap gempita, tetapi di sudut-sudut kota masih saja banyak yang bahkan kebingungan esok hari mau makan apa.

Anom Suroto, penulis adalah Tim Media Perdjoeangan Bogor dan Bidang Infokom PUK SPAMK-FSPMI PT. Adiwira Plastik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *