Usai Demo 212, Ramai-ramai Boikot Sari Roti (Buruh Pernah Melakukannya)

Jakarta, KPonline – Usai demo 212, di website Sari Roti manajemennya menuliskan beberapa poin untuk meluruskan bahwa mereka tak pernah memberi dukungan pada Aksi Bela Islam III.

Mereka mengatakan, sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai adanya pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle) pada Aksi Super Damai 212, dengan ini kami sampaikan bahwa:

Bacaan Lainnya

Pertama, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen produk Sari Roti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terlaksananya Aksi Super Damai 212 yang berjalan dengan lancar dan tertib pada tanggal 2 Desember 2016.

Kedua, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.

Ketiga, Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada di luar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menyampaikan bahwa: (a) Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang berlokasi di Jakarta, dan (b) Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman diberbagai pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.

Begitu pengumuman itu disampaikan, segera saja banyak netizen yang menyuarakan boikot terhadap sari roti. Pengumuman bahwa manajemen sari roti tak terlibat pada aksi 212, seolah aksi itu “kegiatan politik” yang harus dihindari. Bahkan disebut pembagian roti gratis itu tanpa ijin resmi dari Sari Roti, karena mereka mendukung NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Apakah ini berarti Sari Roti mendukung aksi 412? Belum tahu.

Salah satu netizen, Nurliani Ummu Nashifa Zhafira, membuat tulisanbertajuk, Klarifikasi Blunder Sebuah Produk.

Baru melihat saya klarifikasi sebuah perusahaan cukup besar di negeri ini. Padahal yang lihat itu postingan juga hampir semua paham. Tukang roti dengan merk ternama itu, kemungkinan besar menuliskan kata GRATIS karena diborong oleh donatur. Atau tukang rotinya secara pribadi menyumbang. Kalaupun iya, tukang roti menyumbang, itupun saya rasa HAK nya. Dan pastinya akan tetap membayar full ke perusahaan. Terus kenapa jadi emosional begitu, mereka buru-buru klarifikasi?

Dengan adanya klarifikasi ini malah bikin blunder. Pakai embel-embel, mendukung keutuhan NKRI, tidak terlibat aktivitas politik. Jujur sebagai pelanggan yang kemarin hadir di aksi damai 212, saya merasa tersinggung. Miris bacanya. Apakah iya, saya ini yang hadir dianggap merusak keutuhan NKRI? Duh, nggak pernah kepikiran.

Kaitan sama politik? Hello, kalau cuma itu, duh saya rasa yang hadir nggak akan sebanyak ini. Dari seluruh penjuru daerah.

Perusahaan yang produknya dibeli, kemudian diGRATISKAN itu banyak banget. Mereka gak repot tuh pakai klarifikasi segala. Itu mah biasa. Biasa aja dalam dunia bisnis. Produknya dibeli trus disumbangkan.

Malahan kalau ketemu perusahaan yang pakai klarifikasi begini tuh menunjukkan cara MARKETING yang salah. Offside banget tauk.

Rasanya mengakhiri kebersamaan dengan mu Sa*Ro* tentu menjadi pilihan yang harus segera kuambil. Masih banyak pilihan lain, saya rasa. Dibalik wajah KENETRALAN mu, sesungguhnya telah menunjukkan KEBERPIHAKAN yang nyata. Jadi bye-bye roti tawar tetot, tetot.

Seruan Boikot Sari Roti Pernah Diserukan Kaum Buruh

Dikutip dari Solidaritas.net, aksi boikot terhadap roti bermerek Sari Roti juga pernah dilakukan oleh kaum buruh, kurang lebih tahun 2013 lalu. Ketika itu, buruh melakukan aksinya dengan beramai-ramain mengajukan protes di halaman penggemar (fan page) Sari Roti di Facebook. Sari Roti diproduksi oleh PT Nippon Sari Corpindo (NIC) Tbk.

“Bagaimana bisa produk sari roti bisa dikatakan halal jika nasib dan hak pekerjanya sama sekali tidak dipenuhi hingga 633orang selama 6 bulan tidak dibayar upah dan hak THRnya.coba kalian pikir makanan ini dibuat/diproduksi mengunakan tenaga manusia bukankah agama mengajarkan bayarlah upah buruh/sipekerja tersebut sebelum keringatnya menggering.ini jelas”sudah bukan lagi penindasan tetapi menuju sebuah perbudakan manusia,” tulis Jhonadi Affandi di Halaman Penggemar Sari Roti.

Buruh lainnya juga melayangkan protes di Fan Page Sari Roti, namun sebagian besar tulisan protes tersebut sudah dihapus. Bahkan ada buruh yang mengaku diblokir oleh halaman tersebut.

Jangan kalian (manajemen sari roti ) kira dengan memblockir aku dari Fans Pages Sari Roti aku akan berhenti melawan kalian ??? Masih banyak cara untuk melawan kalian…..,” tulis Mikheyl Opick di status Facebooknya.

Aksi boikot ini adalah kelanjutan dari aksi boikot yang dilakukan oleh buruh pada minggu lalu. Sebelumnya, buruh sempat menghentikan aksi boikot karena pihak perusahaan Sari Roti mengajak berunding pihak pimpinan pusat Federasi Pekerja Industri Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FKI SPSI) yang memperjuangkan hak-hak pekerja Sari Roti. Pihak PP FKI SPSI, yang diwakili oleh Agus Ahmad Sudrajat, menegaskan kepada pihak perusahaan bahwa pengurus PP FKI SPSI tidak bisa dibeli.

Perundingan tidak menghasilkan kesepakatan yang memuaskan karena pihak PT NIC menolak mempekerjakan buruh kembali.  Pihak perusahaan malah mempekerjakan pengacara (lawyer) untuk membela pengusaha. Aksi boikot pun kembali dilanjutkan. (*)

Pos terkait