Upah Tak Dibayarkan, Anak Meninggal Karena Tak Ada Biaya Untuk Pengobatan

Mogok Kerja

Jakarta, KPonline – Ketidakadilan bagi buruh kembali terjadi. Di bulan Agustus ini, saat kemerdekaan akan diperingati, pekik kemerdekaan tak lebih hanya kata mutiara penghias postingan media sosial. Masih jauh dari makna sebenarnya dari kata merdeka itu sendiri. Inilah yang dirasakan pada buruh yang bekerja di PT KKAI.

Sejak Jumat (4/8/2017), lalu di tepi jalan Pabean No 77 Sedati, Sidoarjo, mereka mendirikan sebuah tenda di depan pabrik yang memproduksi perabot berbahan plastik milik pengusaha asal Korea ini.

Bacaan Lainnya

Tenda keprihatinan ini juga merupakan tenda perjuangan yang didirikan di gerbang pabrik dengan tiang dari bambu. Tenda beratap terpal itu berdiri dengan penuh pengharapan. Dengan kekuatan kebersamaan digunakan untuk menghadang keluarnya mesin mesin perusahaan.

Para buruh itu terpaksa. Sekali lagi, terpaksa. Mereka harus melakukan mogok kerja dan menutup jalur keluar masuk perusahaan lantaran selama empat bulan ini upah mereka sudah tidak diberikan.

Tepatnya pada Maret 2017 hal ini mulai terjadi. Meskipun kewajiban kerja sudah ditunaikan nyatanya Pengusaha KKAI tidak mau memberikan upah yang seharusnya diterima.Pengusaha hanya membayar keringat buruhnya dengan ucapan, “Kita tidak punya uang untuk menggaji kalian. Kerja aja dulu nanti akan saya bayar”.

Para buruh yang rata sudah dalam keadaan sangat butuh pekerjaan dan upah akhirnya dengan terpaksa menerima dan tetap bekerja meski tidak dibayarkan.Hal ini berulang hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri bahkan THR yang diharapkan pun hanya dapat sebesar Rp 250 ribu.

Tidak terbayang bagaimana bila kita berada di posisi mereka.

Akibat upah yang tidak diberikan itu salah satunya sangat pahit bagi Aris (37 tahun)yang merupakan tulang punggung keluarganya ,dirinya tidak bisa membelikan obat untuk bapaknya yang sakit. Hingga akhirnya meninggal bapak yang dicintainya itu meninggal dunia, karena tidak ada uang untuk berobat.

Nasib serupa juga dialami Haryanto (40 tahun). Karena BPJS Kesehatan miliknya sudah dinonaktifkan perusahaan, putrinya meninggal karena saat sakit. Lagi-lagi, tidak ada biaya untuk berobat.

Selain itu, puluhan pekerja tidak bisa tinggal di bilik kos-kosan lantaran sudah tidak lagi sanggup membayarkan.

Perjuangan para buruh PT KKAI adalah perjuangan demi kemanusiaan. Sesuatu yang layak didukung oleh mereka yang masih memiliki nurani. Bagaimanapun, solidaritas adalah kekuatan kaum buruh, sebagaimana yang diyakini FSPMI: Solidarity Forever.

Salam perjuangan untuk kalian pekerja PT KKAI yang sedang mogok kerja. Tuhan bersama kalian.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *