Surat Cinta Untuk Fitriani

Sidoarjo, KPonline – Dik, aku tahu saat ini sudah malam. Sudah saatnya aku pulang. Tetapi aku minta maaf karena belum bisa pulang karena harus mengantarkan beberapa kawan yang hari ini ikut memperjuangkan hak karyawan yang tidak di berikan oleh perusahaan.

Engkau tahu kan jika upahku selama satu bulan ini belum dibayar (lagi)? Juga THR yang harusnya bisa kita nikmati saat lebaran kemarin juga belum diberikan.

Bacaan Lainnya

Untungnya suamimu ini anggota Serikat Pekerja. Sehingga saat terjadi permasalahan seperti ini kita siap untuk melakukan perlawanan. Kita sadar, karena sudah diberikan berbagai pendidikan sebagai “senjata” kami dalam melakukan advokasi.

Seharian ini (Selasa 5/12/17) kami 50 pekerja PT KKAI melakukan aksi demonstrasi di depan perusahaan. Jika aksi tidak dilakukan maka dikhawatirkan perusahaan akan semakin tidak mau membayar upah kami. Sebab semua aset sudah diamankan.

Dalam aksi tadi, jam 12.00 wib, lima orang pengurus PUK melakukan perundingan di sebuah restoran ternama di dekat perusahaan dengan pemilik perusahaan yang bernama Tjo Hendro Mulyono. Pemilik perusahaan didampingi Pengacara dan pimpinan Ormas besar (mungkin biar kami keder ). Namun alhamdulillah pengurus kamiĀ tatag dan tetap tenang dalam melakukan perundingan.

Selama perundingan berlangsung kami anggota yang lain berada persis di depan gerbang perusahaan, sehingga truk dan forklift berukuran besar yang akan mengeluarkan mesin berhasil di tahan dan gagal keluar perusahaan. Memang ini harus kita lakukan mengingat kerja keras kami setiap hari tidak dibayarkan oleh perusahaan (dan ini untuk kali keduanya). Jika tidak, maka bisa jadi kita kerja rodi tanpa upah.

Oh iya, pada perundingan melalui PUK, kami menuntut agar upah dan THR diberikan hari ini juga yang dengan serta merta ditolak oleh perusahaan maka terjadilah deadlock. Namun kami tidak menyerah begitu saja. Kami tetap berada di depan gerbang pabrik. Hingga pada pukul 17.00 wib, akhirnya pihak perusahaan menyatakan bersedia untuk memenuhi tuntutan kami.

Di atas selembar kertas bermaterai, pihak perusahaan sepakat untuk membayar upah dan THR kami. Maka alhamdulillah, berkat do’a darimu juga dik, perjuangan hari ini berhasil.

“Jadi istriku, terima kasih atas doa mu dalam perjuanganku.”

Dariku, Gondo Pramono. Melalui pesan di Whatsapp untuk istrinya Fitriani.

(Khoirul Anam /Sidoarjo).

 

Pos terkait