Srikandi Diantara Barisan Laskar Sebastian

Bogor, KPonline – Kawan-kawannya di Garda Metal Bogor memanggilnya Bonet. Singkatan dari Bocah Nekat.

Padahal nama aslinya cukup keren. Listyaningsih. Sering dipanggil dengan panggilan Lilis. Jauh dari kesan gahar dan garang jika dibandingkan dengan Bonet.

Jonet adalah satu-satunya peserta Longmarch Bogor-Jakarta. Anggota Garda Metal angkatan Latsar 6 Bogor Raya harus bangga, karena mempunyai kawan setangguh dia. Pun demikian dengan FSPMI, harus bangga karena mempunyai anggota perempuan dan sangat aktif di organisasi.

Ibu dari 2 orang anak ini, bekerja di sebuah pabrik sepatu yang berada di wilayah Sukaraja, Bogor. Pahit dan getirnya kehidupan sudah pernah dia rasakan.

“Jadi jangankan lelah berjalan kaki ikut Longmarch Bogor-Jakarta. Lelah hati juga udah pernah gua rasain Bang,: sambil tertawa lebar dia menceritakan kisah singkat tentang hidupnya.

Selama 12 tahun sebagai buruh pabrik sepatu dengan upah UMK Bogor sebesar 3,3 juta rupiah, Lilis harus menghidupi 2 orang anak perempuannya. Yang sulung sudah duduk di bangku SMU kelas 2 dan yang bungsu SD kelas 3.

“Ini bukan cuma soal upah Bang. Tapi ini juga soal kepemimpinan dari sebuah negara yang udah amburadul,” lanjut Lilis.

“Lahh bayangin aja Bang. Tahun depan gaji gua mao pake Upah Padat Karya,” sambil mengusap air matanya yang mulai menetes di pipi gembilnya.

“Pake upah UMK aja gua udah engap-engapan ngempanin anak-anak gua Bang,” dengan sedikit melampiaskan kekesalannya dengan mengepalkan tangan sambil mengekspresikan kegeramannya.

Apa yang dilakukan Lilis ataupun Bonet bahkan Listyaningsih adalah sesuatu bentuk kekecewaan rakyat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.

Bahkan masih banyak lagi, Lilis, Bonet dan Listyaningsih yang lain di negeri ini. Yang bernaaib sama dan mendapatkan perlakuan yang sama dari pemerintah terhadap rakyatnya.

Lilis, Bonet dan Listyaningsih adalah satu diantara jutaan buruh perempuan yang melawan.

Kalau kamu???