Sekolah Buruh Perempuan Dilaunching

Jakarta, KPonline – Kekerasan berbasis gender masih dihadapi buruh perempuan di tempat kerja. Hal ini disikapi dengan didirikannya Sekolah Buruh Perempuan (SBP).

Jumisih selaku Federasi Buruh Lintas Pabrik mengatakan, tujuan dibangunnya sekolah ini adalah untuk memunculkan para pimpinan-pimpinan dari kalangan perempuan. Sebab, selama ini buruh perempuan masih mendapatkan sedikit tempat di pimpinan serikat buruh.

Bacaan Lainnya

“Sebenarnya tujuan didirikan Sekolah Buruh Perempuan ini untuk kepentingan memunculkan pimpinan buruh perempuan. Selama ini buruh yang ada masih didominasi perempuan. Tapi masih sedikit pimpinan serikat buruh yang dipegang oleh perempuan. Karena dominasi pimpinan serikat buruh ini hampir selalu dipegang oleh kaum pria,” kata Jumisih di Aula Balai Dinas Ketenagakerjaan Jakarta Utara, Jalan Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).

Jumisih mengatakan di dalam SBP para buruh perempuan akan diajarkan berbagai macam hal seperti metode belajar, metode bertutur dan metode bermain. Dengan metode seperti itu, diharapkan para buruh dapat menyampaikan pengalaman mereka bekerja di pabrik.

Dari hasil berbagi pengalaman, nantinya akan disusun perjuangan hak perempuan. Buruh perempuan adalah sumber pengetahuan. Sayangnya hal itu tidak disadari karena tenggelamnya rasa percaya diri.

“Kita akhirnya temukan banyak hal, banyak informasi dari hasil berbagi. Dan menunjukkan bahwa buruh perempuan adalah sumber pengetahuan. Sayangnya mereka tidak menyadari hal ini. Kepercayaan diri mereka tidak muncul karena selama ini masih didominasi oleh kaum pria,” tutur Jumisih.

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati. Asfi mengatakan dalam membangun perjuangan hak perempuan hal yang paling dibutuhkan adalah pengetahuan lewat proses pendidikan.

“Jutaan buruh perempuan masuk pabrik. Buruh dipaksa masuk pabrik untuk bekerja. Tapi kekerasan terhadap buruh perempuan tidak mereda di dalam pabrik,” ujar Asfi.

SBP ini didirikan juga sebagai ruang untuk advokasi bagi mereka yang sudah menjadi korban. Ruang advokasi ini dibuka dengan menggandeng YLBHI dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Dalam acara peluncuran ini juga turut diikuti oleh lembaga lain seperti dari Perempuan Mahardika. Mereka berharap, adanya SBP ini dapat menurunkan kekerasan dan pelecehan terhadap buruh perempuan. (*)

Sumber: detik.com

==========
Baca juga beragam artikel yang lain terkait dengan Buruh Perempuan.

Pos terkait