Rakyat Mencret Menghadapi Politisi Dinasti dan Cukong

Bekasi, KPonline – Sejak reformasi rakyat mengalami penurunan antusiasme yang parah hingga sampai pada batas sangat apatis terhadap politik.

“Situasi yang sengaja diciptakan,” ungkap sebagian kaum cendikia.

Bacaan Lainnya

“Siapa yang menciptakan kondisi ini?”

Tentu saja mereka para pemain politik dinasti dan para cukong yang sudah sangat nikmat dengan kondisi ini. Politik kotor dengan biaya mahal. Jadi hanya kaum komprador dan cukong berkantong tebal saja yang mampu mengisi pos-pos penting jabatan politik di situasi ini.

Duduk dengan ongkos politik yang mahal dan hutang kepada cukong tentu perlu bayar hutang dan jasa saat sudah duduk. Jangan heran bila janji-janji politik dibuat memang untuk diingkari, dan kelihatannya rakyat sudah maklum. Dan jangan heran juga bila semua tender proyek akan dimainkan agar bisa bayar utang atau usaha menabung biaya politik untuk periode berikutnya.

Maka data statistik pun berbicara tingkat partisipasi rakyat terhadap politik akhirnya berada dibawah 40 persen. Sungguh menyedihkan.

Mau mencret-mencret lah kalian protes terhadap ketidakadilan para politisi komprador dan para cukong, faktanya sekarang mereka yang punya kuasa.

Itulah buah dari apatisme rakyat terhadap politik. Itulah buah dari biaya politik yang super mahal. Selamat menikmati ketidakadilan hingga nanti saatnya rakyat disadarkan bahwa politik tidak boleh dilepas kepada politisi komprador dan cukong, politik harus direbut. Rakyat harus sadar bahwa ketidakadilan terjadi karena ketidakpedulian rakyat sendiri.

Beruntunglah Bekasi memiliki satu pasangan independen yang bebas dari politik dinasti dan politik hutang cukong.

(Darmo Juwono)

Pos terkait