Bekasi, KPonline – Namanya Asep Darmanto. Selasa malam (10/1/2017), buruh yang bekerja di PT Nesinak Industri, Kawasan Industri Delta Silicon Lippo, Cikarang, dalam perjalanan pulang ke rumah usai bekerja. Saat itu jarum jam kurang lebih menunjukkan pukul 23.45 WIB.
Sesampainya di Kampung Keramat, Desa Kedungwaringin, Kecamatan Kedungwaringin, Asep dipepet satu sepeda motor matic ditumpangi tiga orang. Merasa ada yang ganjil, dia berusaha menyelamatkan diri dengan menarik gas sepeda motornya.
Tetapi motor matic itu mengejarnya, bahkan berhasil menghentikan sepeda motor yang dikendarai Asep. Salah satu begal langsung turun dan mematikan kunci kontak sepeda motor miliknya.
Menyadari itu, Asep berusaha menyalakan sepeda motornya kembali. Tetapi si begal menghampiri Asep dan langsung menyabetnya dengan sebilah golok. Beruntung, mengenai helm.
Meskipun mendapat serangan senjata tajam, Asep melakukan perlawanan. Salah satu pelaku mengancam akan menembaknya. Di bawah ancaman senjata api, pelaku kembali menyabetkan golok. Asep menangkis dengan kedua tangannya. Sabetan golok tersebut mengenai tangan. Asep terjatuh dengan luka robek dan bersimbah darah. Ketiga pelaku langsung melarikan diri dan membawa sepeda motornya.
Kejadian ini membuat geram sejumlah aktivis Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Bekasi. Anton misalnya, dia mengaku heran dengan seringnya begal beraksi di Bekasi. Padahal Bekasi dikenal sebagai kabupaten dengan industri terbesar. Jika saja terjadi pemerataan ekonomi, katanya, niscaya begal tidak akan ada lagi.
“Jadi ini akal masalahnya adalah ketimpangan ekonomi di Bekasi,” katanya.
Dia menambahkan, memiliki kawasan industri terbesar, seharusnya Pemerintah Daerah Bekasi peduli pada keselamatan pekerja yang berangkat dan pulang dari tempat kerja. Sudah seharusnya pemerintah daerah konsens dan memperhatikan kaum buruh, terlebih lagi mereka inilah yang paling sering berangkat dan pulang kerja pada malam hari. (*)
