PPBS Bakar Sampah di PT Maspion I

Sidoarjo, KPonline – Kisruh Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 121 Tahun 2016 tentang penetapan UMK Tahun 2017 oleh Gubernur Jawa Timur terus berlanjut. Di Sidoarjo, aliansi PPBS juga meningkatkan daya perlawanan atas terbitnya Pergub tersebut. Hal ini terlihat dalam aksi demonstrasi yang dilakukan buruh Jawa Timur, pada hari Senin (21/11/2016).

PPBS masih belum menyerah meski UMK sudah ditetapkan. Perwakilan PPBS dari FSPMI Heri Novianto mengatakan, “Kaum buruh di Sidoarjo sudah melangkah sesuai aturan dalam membuat rekom UMK bersama Dewan Pengupahan, serta bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk aparat kepolisian agar situasi kondusif ,namun apa yang sudah diupayakan kaum buruh justru tak dihiraukan oleh Dewan Pengupahan dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. UMK malah ditetapkan tanpa melihat berapa angka usulan dari daerah.”

Bacaan Lainnya

Karena itu, ribuan massa PPBS kembali bersatu menuntut Gubernur untuk merevisi Pergub 121 dengan mempertimbangkan usulan awal, serta menuntut agar UMSK tetap diberlakukan sesuai rekomendasi dari daerah.

Ada kejadian menarik saat berada di depan PT Maspion I Sidoarjo. Di sana massa berhenti dan berorasi untuk mengajak pekerja Maspion ikut turun ke jalan untuk memperjuangkan upah. Di perusahaan ini, dari tahun ke tahun tidak ada pekerjanya yang ikut memperjuangkan upah.  Oleh karenanya kali ini massa terus berteriak untuk mengajak buruh yang bekerja di perusahaan ini terlibat dalam perjuangan menuntut upah laayak.

Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Surabaya, masih di depan pabrik Maspion, massa sempat mengumpulkan sampah dan membakarnya tepat di depan gerbang pabrik.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes buruh Sidoarjo kepada oknum Pimpinan Serikat Pekerja yang juga sebagai Dewan Pengupahan Provinsi ( yang salah satu basis anggotanya berada di pabrik ini), tetapi justru mendukung PP 78/2015 dengan mengatasnamakan buruh Sidoarjo.

Setelah meluapkan protes tersebut, massa PPBS melanjutkan perjalanan menuju titik kumpul di depan Carefour Menanggal untuk menunggu kedatangan massa aksi dari daerah lain.

Penulis: Ahmad Anurib

Pos terkait