Peringatan Hari Kerja Layak Sedunia Di Jawa Timur : Tiga Pimpinan FSPMI Tancapkan Tonggak Perjuangan Upah 2018

Surabaya,KPonline-Dengan suara lantangnya dari atas mobil komando FSPMI Pasuruan,KC FSPMI Surabaya Doni Ariyanto mengajak massa aksi yang sedang beristirahat di taman Apsari segera berkumpul di depan gedung negara Grahadi.

Teriknya matahari siang ini memang sangat terasa di ubun ubun ditambah lagi lokasi aksi yang beralaskan aspal menambah panas suhu tubuh dan satu persatu massa aksi mulai mencari tempat berteduh di area taman yang berada di seberang kantor Gubernur tersebut sambil menunggu perwakilan yang sedang ber audiensi dengan Pemprov.

Bacaan Lainnya

Pukul 15.00 wib,akhirnya massa kembali berada di sekitar mobil komando,dan Doni Ariyanto pun meneriakkan orasinya yang terkenal sangat berani ,dirinya berkata bahwa ” Kita menuntut kenaikan UMK sebesar 50$ atau sekitar 650 ribu yang merupakan tuntutan se Asia Pasifik,ini bukanlah tuntutan yang mengada ada,mengingat berkaca pada UMK 2017 sebenarnya tidak ada kenaikan akibat dinaikannya tarif listrik .

Hal lain adalah bahwa tahun ini harus ada peninjauan kembali KHL,beberapa item harus di rubah,contoh untuk item kebutuhan informasi dulu berdasar Tabloid dan radio ,dua item ini sudah tidak relevan di era digital ini.60 item KHL harus dinaikkan menjadi 84 item KHL.

Pria kelahiran kota Ngawi ini menjelaskan jika perjuangan upah tahun ini akan berat karena masih adanya PP78/2015 dan ditambah situasi politik dimana Gubernur Soekarwo sudah tidak dimungkinkan lagi untuk mencalonkan diri dalam Pilgub mendatang sehingga bisa saja dirinya akan memutuskan UMK hanya berpatok aturan dari pusat saja “.

Namun bila memang itu terjadi maka siklus perjuangan upah akan berputar dan akan kembali seperti saat tahun 2012,kita akan kembali memenuhi jalanan kota Pahlawan karena kita tidak akan memusatkan aksi di Gedung Pemerintah” tambahnya.

Sontak ratusan massa aksi FSPMI pun menjawab “siap !!!” sambil mengangkat tinggi tinggi bendera FSPMI ke udara.sebelum usai Doni berorasi,naiklah Ketua dan Sekjen DPW FSPMI Jawa Timur Pujianto serta Jazuli yang baru saja melakukan audensi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di dalam gedung Grahadi.

Seusai menyanyikan bersama lagu Bandung lautan api maka Orasi pun dilanjut oleh Sekjen DPW FSPMI Jatim Jazuli,dirinya menandaskan bahwa jika pemerintah Provinsi Jatim hanya berlandaskan perintah dari pusat (hanya berdasar Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi) dalam penetapan UMK 2018 maka itu sama saja meniadakan peran Pemprov sendiri, karena perhitungan kenaikan UMK akan selesai di layar smartphone tinggal comot nllai inflasi dan pertumbuhan ekonomi lalu mengalikannya dengan rumus yang ada,sunggu sebuah ironi bagi kesejahteraan buruh.

Padahal FSPMI Jawa Timur sudah melakukan survey KHL di 38 kota,yang hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang mencolok antara kota satu dan lainnya,kebutuhan hidup layak relatif sama namun kenyataannya kesenjangan upah sangat jelas terlihat ,sebagai contoh saat ini UMK Surabaya sebesar 3 jutaan namun di Pacitan hanya berkisar 1 jutaan.

Maka disimpulkan bahwa Pemprov Jawa Timur sudah lalai dalam mensejahterakan rakyatnya,jadi untuk tahun ini harus ada kenaikan UMK yang signifikan di banding tahun sebelumnya sehingga disparitas upah tidak terlalu jauh. jika di Ring I kenaikan sebesar Rp 650 ribu maka di luar ring I harus lebih dari nominal tersebut.

Ketua DPW FSPMI Jatim Pujianto juga mengkritik kebijakan Pemerintah Jokowi dalam membuat kebijakan untuk buruh,sangat jelas keterpihakan Pemerintah pada kepentingan pemodal yang mengakibatkan kekayaan negara ini hanya di pegang oleh lima puluh orang saja di Indonesia,rakyat dan buruh dibiarkan bertarung dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin sulit,maka di hari Kerja Layak hari ini akan kita jadikan tonggak perjuangan upah 2018,jika diperlukan maka aksi yang lebih keras harus dilakukan untuk membuka mata pemerintah.

Orasi ketiga pimpinan FSPMI Jawa timur itu seolah di dukung oleh alam dimana sangat terasa lambat laun awan mendung menutupi matahari ,sepertinya Tuhan tidak ingin buruh Indonesia lelah dalam memulai langkah perjuangan upah 2018 .

Dan satu pertanyaan untuk buruh Jatim ,Siapkah kalian turun ke jalan lagi ???.

Khoirul Anam/jawa Timur.

Pos terkait