Mungkinkah Obama Membahas Freeport dan Smelting?

Bogor, KPonline – Obama pulang kampung. Demikianlah seluruh media mengabarkan kunjungan Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Hussein Obama ke Indonesia.

Bersama istri dan kedua anaknya, Malia dan Sasha, dia mengunjungi sejumlah tempat wisata di Bali dan Yogyakarta. Sebelum akhirnya bertolak se Seoul untuk melanjutkan lawatan.

Bacaan Lainnya

Dalam kunjungannya kali ini, Obama juga sempat bertemu dengan presiden Jokowi di Istana Bogor. Mereka berbincang santai sambil menikmati suguhan di beranda Istana. Tentu publik bertanya-tanya, apakah gerangan yang mereka perbincangkan?

Apakah membahas masalah hubungan bilateral Amerika – Indonesia dalam suasana yang bersahabat? Atau hanya bercerita tentang masa kecil Obama di Indonesia?

Saya tidak mau berspekulasi, hanya mencoba berharap mereka berdua membicarakan masalah buruh Freeport, masalah buruh PT. Smelting atau mungkin masalah PP 78/2015 yang sedang gonjang-ganjing.

Karena kita ketahui, Barack Obama semasa menjabat Presiden AS pernah mengatakan mengatakan bahwa ia sangat menghormati buruh, bukan hanya demi gaji yang lebih besar bagi mereka sendiri, tetapi demi keamanan dan kemakmuran yang lebih besar bagi orang-orang yang bekerja bersama mereka.

Menurutnya, begitulah Amerika membangun kelas menengahnya yang luar biasa. Karena selama 5,5 tahun terakhir, bisnis di Amerika telah menciptakan 13,1 juta lapangan kerja baru. Ini merupakan masa penciptaan kerja terpanjang dalam sejarah.

Sementara itu, dalam laporan Departemen Tenaga Kerja pada saat Obama memerintah, tingkat pengangguran Amerika turun menjadi 5,1 persen pada bulan Agustus, level terendah dalam 7,5 tahun. Ini merupakan penurunan 0,2 persen dari angka pada bulan sebelumnya.

Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama, juga tidak ingin memanjakan dua putri mereka, Malia dan Sasha. Obama pun akan mencarikan pekerjaan seperti buruh bagi kedua putrinya dengan tujuan agar mereka merasakan hidup susah.

Pekerjaan buruh yang diinginkan Obama, salah satu contohnya adalah pelayan.

”Kami sedang mencari peluang bagi mereka, agar merasa seolah-olah benar-benar bekerja dan mendapatkan gaji tidak selalu menyenangkan, tidak selalu merangsang, tidak selalu adil,” kata Obama dalam wawancaranya dengan majalah Parade.

“Saya pikir setiap anak perlu merasakan bagaimana rasanya bekerja keras secara nyata,” imbuh Michelle, yang dilansir Mail Online.

Saya berani bertaruh bahwa Jokowi tidak berani membahas masalah perburuhan di Indonesia jika tidak di tanya oleh Obama. Karenanya mudah-mudahan Obama sedikit menyinggung masalah tersebut hingga akhirnya mengeluarkan kebijakan seperti yang kita harapkan.

Sepertinya permasalahan yang terjadi di Freeport Indonesia juga tidak luput dari perhatian pemerintah Amerika Serikat yang saat ini dipimpin oleh Donald Trump. Freeport Indonesia tidak bisa melakukan ekspor mineral olahan (konsentrat) sejak 12 Januari 2017 karena belum menyepakati Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Hal tersebut diperparah dengan tidak beroperasinya fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smeter) milik PT Smelting Gresik, tempat Freeport memurnikan konsentrat tembaganya, karena aksi mogok karyawan.

Saat ini perusahaan tambang asal‎ AS tersebut telah mengurangi kegiatan produksi, karena bijih yang dihasilkan tidak bisa diolah dan diekspor, selain itu untuk efisiensi agar kondisi keuangan tetap normal saat tidak bisa mengekspor konsentrat.

Mungkin kemarin buruh perlu menyambut Obama sambil menggelar spanduk terkait Freeport dan Smelting. Bukankah Amerika punya kepentingan dengan dua nama tersebut.

Tetapi yang pasti, entah ada hubungan atau tidak dengan kunjungan Obama, izin Freeport diperpanjang hingga tahun 2041. Mungkinkah ini karena loby Obama?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *