Miris, Gaji Di Potong Untuk Beras Berkutu Dan Berbatu

Pekanbaru KPonline – Buruh PT Duta Palma Nusantara Sei Kuantan mengeluhkan saluran jatah beras yang mereka terima per periodenya tidak layak untuk dikonsumsi. Karena beras itu penuh batu dan kutu.

Hal ini disampaikan Dewi, sorang buruh PT Duta Palma saat ditemui saat aksi demonstrasi di halaman Kantor Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau.

Bacaan Lainnya

“Beras itu juga dipotong dari gaji kami. Sangat tidak layak untuk dimasak karena isinya batu dan kutu. Bahkan kualitasnya jauh lebih bagus beras Bulog ketimbang beras yang kami terima,” katanya, Senin (28/8/17) di kutip dari bertuahpos

Beras itu dalam sebulan disalurkan sebanyak dua kali kepada buruh perusahaan. Pertama tanggal 5 setiap bulan dan kedua tanggal 19 setiap bulannya. Bulan lalu jatah beras itu tidak disalurkan, sedangkan uang gaji dipotong.

Karena beras itu tidak layak untuk dikonsumsi, maka mereka terpaksa membeli beras dari luar. “Bagi mereka yang dapat gaji sedikit, terpaksa mereka punguti batu dan kutu dalam beras itu,” tambah Dewi.

Sistem pembagian beras oleh perusahaan itu, misalnya jika buruh capai target kerja bergaji sebesar Rp 2,5 juta. Setelah dipotong dengan jatah beras mereka hanya terima upah sebesar Rp 2,3 juta. Lebih kurang ada pemotongan sebesar Rp 200 ribu.

Itu bagi mereka yang mencapai target kerja. Sementara hampir keseluruhan buruh di perusahaan ini dipaksa untuk melakukan pekerjaan berat supaya target tidak tercapai.

Misalnya saat membersihkan rumput. Jika masih ada sisa rumput yang menempel di tanah dianggap hasil kerjanya tidak maksimal. Sedangkan rumput sangat tebal.

“Bahkan 1 jam tidak cukup untuk membersihkannya. Dengan cara seperti inilah ada banyak buruh yang tidak bisa bekerja capai target,” ujar Santi, seorang buruh yang gajinya selalu dipotong setiap bulannya.

Seperti di ketahui buruh yang tergabung dalam barisan SBSI Riau untuk menuntut agar Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau. Aksi ini sudah dimulai sejak pukul 7.30 WIB tadi. Di mana massa berduyun-duyun datang dan duduk di halaman Kantor Disnaker Jalan Pepaya, Pekanbaru.

Dalam aksi unjuk rasa itu, massa juga menuntut dilaksanakannya pembayaran bonus tahun 2015, yang hingga kini belum dilaksanakan oleh perusahaan itu. Selain itu mereka juga menyatakan rasa keberatan atas perintah kerja di hari libur resmi. Serta pelaksanaan sistem kerja dengan target sehingga itu dianggap sebagai perbudakan.(ete)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *