Merawat Senyuman Bung Tino, Tentang Dia Yang Lebih Dulu Berpulang

Semarang, KPonline – Sekitar satu minggu yang lalu, saya bertemu kawan-kawan yang telah lama menjadi guru dan senior saya. Sore itu saya berada di antara obrolan tentang kondisi perusahaan yang dulu menjadi tempat saya bekerja selama lebih dari 2 tahun, PT. Semarang Autucamp Manufacturing Indonesia (SAMI).

Diantara kopi kami sore itu, diantaranya ada Ketua PUK FSPMI SPAMK PT.SAMI Sumartono, Garda Metal Kota Semarang Tomo Hadinata, Agus, dan Frendy. Dalam obrolan itu disampaikan akan menghadiri undangan Musnik FSPMI PT PEMI di Bogor.

Bacaan Lainnya

“Kalau pun memang tidak banyak yang bisa kita delegasikan, setidaknya 3 atau 5 anggota bisa kita kirim ke Bogor untuk menghadiri. Semoga banyak kawan yang bisa,” kata Sumartono.

Entah berangkat dari mana, kabar yang masuk dalam pesan pribadi saya ternyata yang berangkat di luar perkiraan, yakni 15 orang. Mereka berangkat ke kota hujan, untuk menghadiri sebuah kegiatan organisasi yang diselengarakan bertepatan dengan Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kawan-kawan SPAMK FSPMI Semarang berangkat pada Kamis (30/11/2017) malam.

Diantara hiruk-pikuknya kota Semarang, pekat dan penatnya rutilitas perusahaan, ke-15 orang ini tentu saja menyisihkan waktu yang bisa mereka gunakan untuk keluarga. Apalagi bertepatan dengan libur panjang.

Tetapi tidak dengan manusia tangguh yang rela menaruh itu semua dan mengunakannya untuk bertatap muka dengan saudara seperjuanganya. Keihlasan untuk menjalankan kegiatan organisasi mereka dahulukan ketimbang urusan pribadinya.

Hingga berita datang melipat senyap dan menyergap seluruh sepi. Mobil Elp yang ditumpanggi 15 orang itu mengalami kecelakaan di Tol Cipali. Kabar masuk dalam jaringan komunikasi FSPMI Jawa Tengah. Sontak saja perasaan panik dan rasa bercampur aduk dari kami yang berada di Semarang.

Informasi terus kami telusuri tidak hanya dari kawan-kawan di Jawa Tengah, tetapi juga FSPMI Nasional. Hingga kami mendapatkan kabar, dalam kecelakaan itu mengakibatakn 1 orang kawan kami meninggal dunia, 3 luka serius, dan 11 orang mengalami luka-luka.

Rasa pilu semerbak mencekam kami yang di rumah. Dalam agenda tugas organisasi itu kawan dan saudara kami harus berpulang ke pangkuan Illahi. Rasa pilu bercampur ketidakpercayaan.

Almarhum Ristino (33) adalah saudara kami. Bekerja dalam satu perusahaan dan sama-sama di FSPMI menyatukan kami. Menciptakan tali keluarga diantara kami. Semasa hidup, Tino adalah pribadi yang baik, ramah, sopan dan (humble) dan murah senyum pada siapapun. Bahkan pada team kerjanya di perusahaan.

Posisinya di perusahaan manufactur adalah sebagai Leader Line, Production Enginering (LL-PE). Tetapi jiwa ramahnya menyapa hangat siapapun yang bertemu dengannya. Pria asal kota Karanganyar, Solo itu sangat luar biasa mengajari kami tentang kerendahan hati dan senyum ramah yang bersahaja.

Semasa hidupnya mendiang sangat aktif di berbagai macam kegiatan. Baik itu kegiatan perusahaan maupun kegiatan di luar agenda perusahaan. Salah satu yang sangat membekas di kami, dia adalah salah satu pengurus Takmir Mushola di perusahaan dan nyaris selalu hadir dalam agenda rutin mushola, yaitu pengajian.

Dia selalu hadir, ketika masuk malam dia berangkat ke perusahaan lebih dulu selepas Maghrib. Ketika masuk pagi ketika jam kerja sampai jam 16.30 dia menyepatkan diri di perusahaan dan hadir di tengah pengajian dan bersama menyimak dan mendalami tafsir Al Qur’an.

Banyak hal yang sangat membekas dalam diri kami selama bersamanya. Rupanya Tuhan lebih menyanyangi dia. Tuhan rangkul dia hangat dan penuh kasih sayang di surganya.

Di dalam tragedi itu, kami tercenggang kenapa Engkau panggil dia lebih dulu? Tapi berlahan kami menyadarai bahwa ini semua perihal ketentuan seperti yang telah Allah firmankan, bahwa rejeki, hidup, dan jodoh telah tertulis dalam Lauful Mahfudz ketika Allah memasukkan ruh di dalam raga manusia.

Bukan kami menyesali dan marah. Hanya saja kami merasa baru kemarin rasanya kami bisa melempar semua tawa. Bersama menciptakan gelagat tawa. Tetapi di saat itu pula kami mengerti bahwa kematian mampu sekejap saja menyudahi pertemuan dan semua itu.

Di Tol Cipali KM 76, bersama kabut dan sinar pagi telah mengantarkannya ke dalam kasih sayang-Nya yang kekal dan takan pernah sirna.

Selamat jalan, Bung Tino. Semoga Allah rangkul engkau kedalam kerimbaan kasih yang abadi. Semoga kedamaian selalu tercurah di surganya yang abadi. Doa kami senantiasa menyertaimu kawan…

Semarang, PT.SAMI- BBF, 2 Des 2017

Penulis: Nukhan Dzu 

Pos terkait