Megahnya Deklarasi Obon – Bambang

Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono. Harapan baru masyarakat Bekasi. (Foto: Agung/Brada)

Bekasi – KPonline – Deklarasi Obon Tabroni – Bambang Sumaryono di GOR Tambun, Bekasi, pada tanggal 21 Juni 2016 memiliki makna penting. Dia konsisten, sejak awal, maju sebagai calon independen. Bukan saja karena keinginannya sebagai pribadi. Semua ini berkat kehendak masyarakat Bekasi dan semua element yang sejauh ini sudah mendukungnya.

Selama deklarasi berlangsung, Kahar S. Cahyono membuat catatan secara berseri dan mendapatkan tanggapan positif dari netizen. Agar mudah dibaca kembali, KPonline menerbitkannya dalam satu artikel. Adapun foto yang digunakan untuk melengkapi tulisan Kahar menggunakan hasil jepretan Agung Andrasta Djangkaru.

Bacaan Lainnya

* * * * *

1_2

Di tempat ini, segala ketidakmungkinan akan menjadi mungkin. Pasangan bakal calon Bupati Bekasi dan Wakil Bupati Bekasi, Obon Tabroni – Bambang Sumaryono, beberapa saat lagi secara resmi akan dideklarasikan.

Saya rasa, tidak berlebihan jika pasangan ini merupakan representasi gerakan. Kehendak untuk melakukan perubahan.

Dia lahir dari bawah. Sejauh ini sudah mendapatkan dukungan dari rakyat melalui ratusan KTP yang sudah berhasil mereka kumpulkan.

* * * * *

1_3

Gladi resik.

Sebuah maha karya, untuk hasil terbaik, mutlak dibutuhkan persiapan.

Begitu juga dengan deklarasi pasangan independen ini. Betapapun, acara sore ini bukan yang pertama. Juga bukan yang terakhir. Sebuah ikhtiar terus menerus untuk mewujudkan apa yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran. Menjadikan Bekasi baik dan benar.

* * * * *

1_4

Sebuah lagu pembuka telah dinyanyikan. Kita memulai dengan gembira, tersebab kita hadir disini tidak dipaksa.

Bersamaan dengan panji-panji dan bendera dikibarkan, kita berdiri tegap dengan penuh keyakinan.

“Apa masih tahan…,” sebuah lirik yang menggugah. Apa masih tahan dengan kemacetan, banyaknya pengangguran, mahalnya pendidikan dan kesehatan. Tentu saja, kita tidak tahan dengan semua ini. Semua problema yang menjerat Bekasi harusu segera diakhiri.

Inilah Bekasi. Rumah kita. Cinta kita.

* * * * *

1_5

Dan orang-orang masih terus berdatangan. Memenuhi GOR Tambun, Bekasi.

Jelas, mereka menginginkan perubahan.

Mereka, yang berkehendak merubah Bekasi ini, bukan orang-orang bayaran. Kita datang bukan sebagai pecundang.

* * * * *

1_6

Beginilah megahnya deklarasi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi.

Hari ini kita disadarkan, bahwa sesungguhnya rakyat masih memiliki harapan. Orang-orang baik, yang, musti kita jaga. Kita dukung. Bukan untuk dirinya, tetapi untuk kita. Untuk saya. Untuk anda. Untuk semua…

Jika dengan partai politik, bisa jadi kepemimpinan ditentukan secara oligarkis, itu tidak akan terjadi pada independen. Sebab, dalam proses itu, kita lah yang menentukan. Disini, partisipasi adalah kunci.

* * * * *

1_7

Indahnya independen. Begini teman-teman Bekasi selalu menegaskan. Baginya, independen adalah cara terbaik untuk memangkas hegemoni oligarki yang seringkali hanya dilandaskan pada deal-deal tertentu.

Percayalah, itu indah.

Mereka hendak menentukan pilihannya sendiri.

Memilih jalannya sendiri.

Dari hari ke hari, partisipasi itu semakin luas. Lintas sektor. Tidak lagi hanya buruh-buruh pabrik. Dia juga merambah ke petani, guru, nelayan, pedagang, dan banyak elemen lain. Dia melampaui itu semua.

* * * * *

1_8

Ketua OTC Sukamto, menjelaskan awal kalinya bang Obon maju sebagai bakal calon Bupati Independen.

“Bang Obon pada awalnya tidak mau. Kita rayu, dia nggak mau. Kita rayu lagi, hingga kemudian menyatakan bersedia,” katanya.

Ketika dia menyatakan bersedia, itu pun dengan syarat. Syaratnya, harus dari jalur independen. Dan begitulah awalnya. Ketika bang Obon sudah menyatakan bersedia maju, pantang baginya untuk surut ke belakang.

“Kita punya harapan. Kita punya keyakinan. Dengan modal itulah kita akan melangkah,” tegasnya.

* * * * *

1_9

Dibalik kehebatan seorang laki-laki, ada perempuan yang menghebatkannya.

Peribahasa itu, barangkali tepat untuk menggambarkan keberadaan bunda Uun Marpuah, istri bang Obon, disamping suaminya tercinta: Obon Tabroni.

Dia menegaskan sikapnya untuk mendukung penuh suaminya. Apapun yang terjadi.

“Satu KTP adalah sejuta harapan,” katanya. Dihadapan ribuan pendukung yang hadir. Satu KTP adalah sejuta tanggungjawab. Tanggungjawab untuk mewujudkan semua janji.

* * * * *

1_10

Inilah pasangan yang akan kita dukung untuk mewujudkan Bekasi baik dan benar. Bekasi yang memberikan harapan bagi masyarakatnya. Bekasi baru, yang lebih baik dari sebelumnya.

Independen. Ini satu kata kunci.

Bukan modal yang menggerakkan kita. Bukan juga niat untuk memperkaya diri. Apalagi sekedar ingin dihormati atau dipuji.

Beribu pintu kita ketuk demi sebuah dukungan. Berjuta hati kita datangi, demi sebuah cita dan asa. Cita-cita jutaan masyarakat Bekasi…

* * * * *

1_1

Presiden KSPI Said Iqbal memulai orasi politiknya dengan mengajak peserta dengan menyanyikan Indonesia Raya. Melalui spirit lagu itu, dia memaknai pilkada Bekasi.

“Bisa jadi, apa yang saat ini terjadi di Bekasi adalah inspirasi bagi Indonesia,” katanya. Perubahan akan dimulai dari Bekasi.

Kita percaya, Obon dan Bambang bisa menghentikan praktek buruk dalam mengelola Bekasi. Ada potensi besar disini. Sumber daya yang berlimpah.

Tentu saja, harapan itu tidak berlebihan. Kita sudah melangkah terlalu jauh. Dan tinggal selangkah lagi harapan itu bisa digapai.

Kehadiran Said Iqbal, sekaligus memberikan pesan kuat akan besarnya dukungan serikat buruh. Organisasi yang telah membesarkan bang Obon.

Hal lain, tentu saja gairah dari masyarakat atas deklarasi. Mereka berbondong-bondong datang dari kampung-kampung tanpa diongkosi.

* * * * *

1_11

Dukungan untuk bang Obon juga datang dari kelompok disabilitas. Tidak sekedar menjadi pendukung yang pasif, tetapi juga ikut menjadi relawan. Menggalang dukungan dari masyarakat. Mengumpulkan KTP.

Kepedulian kepada minoritas dan tertindas, menjadi kelebihan Obon Tabroni.

Dia berpihak pada mereka yang dipinggirkan. Terlebih, semasa dulu, bang Obon pernah hidup di jalanan. Jual beli kardus bekas.

“Jangan kasih kami uang. Buatlah kebijakan yang berpihak kepada kaum disabilitas seperti kami.” Saya rasa, itu bukan sekedar harapan. Tetapi juga do’a untuk kemenangan Obon dan Bambang.

* * * * *

13483160_10206793997271752_8531782044629608581_o

Apa yang tersisa dari deklarasi?

Jika pertanyaan itu ditujukan kepada saya. Saya akan menjawab, inspirasi.

Setahun yang lalu, sulit untuk membayangkan semua ini akan terjadi. Saya tak pernah ikut mengumpulkan satu KTP sebagai bentuk dukungan. Tidak juga ikut keliling dari kampung ke kampung, dari pagi hingga pagi lagi untuk menemui masyarakat.

Saat ini, dukungan itu bahkan sudah mencapai ratusan ribu.

Tetapi lihatlah. Hati ini, semua ketidakmungkinan itu menjadi nyata…

* * * * *

13450817_10205959927911465_5791210614539412154_n

Terima kasih kawan-kawan Tim Media. Terima kasih Iwan Budi Santoso,Gue Herveen, Agung Andrasta Djangkaru, Eka D. Prasetyo, dan sekian banyak nama yang tak bisa saya sebutkan.

Hari ini, bahkan sejak beberapa hari yang lalu, saya tahu kalian sudah bekerja sangat luar biasa.

Sejarah selalu membutuhkan orang-orang seperti kalian.

Teruslah berjuang. Berkarya dan mengabdi sesuai dengan bidang yang kalian geluti. (*)

Pos terkait