Management (Sederhana) Sebuah Pergerakan

Bogor, KPonline – Setali tiga uang antara harapan semu dengan iming-iming yang “diobral” oleh para calon pemimpin negeri ini, maka kebesaran sebuah nama besar dari negeri ini hanya akan tinggal kenangan. Alih-alih ingin memberikan semangat kepada para terdidik calon pemimpin negeri, yang terjadi adalah pembelotan dan pengkhianatan ditengah jalan.

Pun, demikian dengan yang akan terjadi pada sebuah organisasi besar yang menaungi ribuan bahkan jutaan anggota. Seringkali seorang pemimpin memberikan semangat yang membara dan berapi-api kepada anggotanya, memberikan dorongan moriil dan materiil dengan harapan anggota-anggotanya menjadi pribadi yang militan dan loyal terhadap organisasi.

Apakah hal tersebut sesuatu hal yang benar? Mungkin saja. Tetapi juga akan tidak menjadi benar, ketika dorongan moriil dan materiil diberikan kepada anggota yang salah.

Jadi apa yang harus dilakukan? Sederhana saja, tes kemampuan dan kemauan.

Jika lulus tes, berikan penghargaan dan jika tidak lulus tes, silahkan belajar kembali untuk menunggu tes yang berikutnya. Sesederhana itu saja. Bagaimana jika mereka tetap saja membelot atau berkhianat terhadap organisasi? Keluarkan dari organisasi. Pecat tanpa mendapatkan penghormatan. Mudah bukan?

Jangan dilupakan, anggota-anggota yang berprestasi. Selain harus mendapatkan penghargaan, pengawasan, pendidikan dan bimbingan terhadap mereka pun harus tetap dilakukan. Ya itu tadi, menjaga agar “pembelotan dan pengkhianatan” terhadap organisasi dapat diminimalisir. Sesuatu yang besar harus mendapatkan perhatian yang besar pula bukan?

Seringkali hal-hal “sepele” seperti ini dilupakan oleh para pemimpin organisasi, padahal sebuah organisasi yang besar pastilah mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berasal dari anggota-anggota yang “besar” pula. Dalam hal ini “anggota yang besar” adalah anggota-anggota yang dididik, diarahkan, dibimbing dan dibesarkan oleh organisasi. Sehingga “anggota-anggota besar” ini mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap organisasi dan militansi yang kuat terhadap organisasi.

Bagaimana jika “anggota-anggota besar” tersebut masih tetap saja “membelot dan berkhianat” terhadap organisasi, meskipun sudah diberikan “segalanya”?

Semua orang pasti sudah mahfum apa itu Hukum Klausa, dimana sesuatu yang menjadi “sebab” akan menanggung “akibat”. Atau bahkan, konsekuensi dari sebuah “pembelotan dan pengkhianatan” adalah dikucilkan. IniĀ adalah sebuah hukuman yang setimpal dari “pembelotan dan pengkhianatan”. Cukupkah sampai disitu saja? Jika dirasa perlu, silahkan ditambahkan saja “hukumannya”. Toh, membelot dan berkhianat adalah sebuah perbuatan tercela dan tak berperi kemanusiaan.

Mundur dan majunya sebuah organisasi baik itu secara struktural maupun organisasional, menjadi sebuah tanggung jawab seluruh elemen yang bernaung di organisasi tersebut. Harus dimulai dari mana? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kembali ke paragraph paling atas lalu dibaca kembali sampai akhir, sambil menyeruput kopi hitam dan sebatang rokok kretek. Dan jika menemui kebuntuan dalam masalah, berdiskusilah. Yang terakhir adalah solusi jitu memecahkan masalah dalam sebuah organisasi.

Tabik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *