Longmarch Sebagai Strategi Perjuangan

Jakarta, KPonline – Longmarch atau jalan kaki bisa jadi dianggap sepele. Tetapi siapa sangka, longmarch memberikan pesan yang kuat terhadap isu yang dibawa.

Longmarch Surabaya – Jakarta yang dilakukan relawan Jamkeswatch KSPI sebagai contoh. Secara politis, isu jaminan kesehatan yang diusung selama longmarch makin menguat, setelah berbagai elemen buruh dan masyarakat memberikan dukungan.

Sambutan itu terlihat sejak dari Surabaya hingga saat ini di Pati. Di Surabaya, longmarch dilepas di Tugu Pahlawan. Hadir berbagai elemen buruh dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Mojokerto, dan berbagai daerah lain.

Di Gresik, ratusan massa menyambut di perbatasan. Begitu juga di Lamongan dan Tuban. Ada guru honorer, pedagang, supporter, bahkan tukang becak juga memberikan dukungan.

Di berbagai tempat, berbagai organisasi menyiapkan sambutan. Bahkan ada yang ikut melakukan longmarch. Tidak sedikit yang memberikan air minum dan makanan.

Sementara itu, belasan orang buruh yang mayoritas adalah anggota Garda Metal dengan setia mendampingi longmarch.

Ini menandakan, bahwa isu kesehatan adalah perjuangan banyak orang. Bukan lagi milik para relawan yang melakukan longmarch, tetapi menjadi milik publik. Menjadi isu bersama.

Diyakini, semakin ke Barat menuju Jakarta, rombongan akan semakin besar. Menjadi bola salju yang akan sangat sulit dijinakkan.

Itulah kenapa, ada pihak-pihak yang khawatir dan berusaha mengagalkan longmarch ini. Berbagai dalih dilakukan, mulai dari tidak ada ijin hingga adanya laporan dari masyarakat yang merasa terganggu.

Tentang keberatan yang pertama, kita hanya bisa bilang, sejak kapan jalan kaki harus ada izin? Kalaulah kegiatan ini dianggap penyampaian pendapat di muka umum, maka Undang-Undang mengatur cukup dengan pemberitahuan. Dan pemberitahuan pun sudah diberikan, tetapi tetap saja dipersulit.

Mengenai adanya masyarakat yang keberatan, justru kita ingin bertanya. Masyarakat yang mana? Kita ingin meminta maaf kepada mereka. Sebab, yang kita saksikan, di sepanjang jalan masyarakat menyambut dengan hangat.

Tetapi satu hal, perjalanan ini membuat rezim tersengat. Saya kira longmarch menjadi strategi yang dahsyat.

Strategi ini banyak dipakai. Petani Kendeng pernah melakukan, begitu juga elemen yang lain. Buruh beberapa kali melakukannya. Ada jalan kaki Bandung – Jakarta untuk jaminan sosial (KAJS), kemudian masih Bandung – Jakarta dan Lampung – Jakarta untuk upah layak, bahkan pernah ada Medan – Jakarta (SBSI) oleh buruh-buruh yang di PHK.

Sementara itu, buruh AMT (KPBI) juga akan melakukan longmarch Bandung – Jakarta pada Oktober ini untuk menyuarakan kasus mereka.

Melihat hal-hal ini, saya percaya bahwa strategi ini bisa dikembangkan sebagai satu alternatif untuk menyuarakan isu perjuangan.