Kisah Tiga Titik

Batam, KPonline – Dewasa ini sangat jarang film Indonesia yang mengangkat kisah buruh, mungkin karena tidak ada nilai ekonomisnya jika di jual dan di lempar ke pasar. Menurut catatan kami, ada beberapa film di Indonesia yang pernah di buat dengan tema buruh, salah satunya adalah film Tiga Titik yang di produksi tahun 2013

Film Tiga Titik merupakan sebuah film arahan Bobby Prabowo yang mempunyai cerita yang kompleks, namun terasa sangat nyata. Seperti judulnya, ‘tiga titik’. Film ini mengisahkan tiga karakter perempuan yang mempunyai nama atau panggilan sama, yaitu Titik.

Bacaan Lainnya

Yang pertama, Titik Sulastri atau Titik Janda (Ririn Ekawati), seorang janda beranak dua (yang satu masih dikandungan), Titik Janda terpaksa harus bekerja membanting tulang setelah suaminya meninggal dikarenakan kecelakaan kerja, Titik Janda pun harus menerima kenyataan perusahaan tempat mendiang suaminya bekerja tak membayarkan pesangon maupun asuransi kematian. Titik Janda akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik garmen sebagai pegawai kontrak yang diberi gaji rendah.

Di sisi lain ada Titik Dewanti Sari atau Titik Manajer (Lola Amaria), seorang wanita cerdas tapi kurang bisa bergaul, Titik Manajer mempunyai pekerjaan dengan posisi yang tinggi. Hingga pada suatu saat perusahaan di mana dia bekerja memindahtugaskan dia menjadi manajer kepegawaian di sebuah pabrik garmen. Seiring berjalannya waktu kehamilan Titik Janda semakin besar, dia dipaksa untuk mengundurkan diri, padahal kebutuhan persalinan dan kebutuhan hariannya harus tetap dipenuhi, permasalahan ini sampai di meja Titik Manajer,

Akhirnya Titik Manajer membantu Titik Janda agar bisa tetap bekerja, sisi kemanusiaan yang sudah terusik ini membuat Titik Manajer menjadi seorang petinggi yang bsia dibilang pro terhadap buruh kecil, hal ini membuat dia ditentang oleh para petinggi perusahaan dan teman-teman pekerjaannya, hingga karirnya berada di ujung tanduk.

Titik yang ketiga adalah Titik Kartika atau Titik Tomboy (Maryam Supraba), seorang anak preman yang bekerja di sebuah pabrik rumahan produsen sandal dan sepatu. Meskipun hanya buruh kecil, Titik Tomboy tak pernah takut menegakkan keadilan, meskipun taruhannya nyawa. Melihat ketidak adilan terjadi di tempat kerjanya, Titik Tomboy mengorbankan dirinya dengan melawan para makelar buruh yang memanfaatkan anak-anak di bawah umur. Pernah nonton film ini?

Pos terkait