Ki Kasmo: Usia Bukan Penghalang Tumbuhnya Jiwa Militan

Jakarta, KPonline – Dia kelahiran Magetan, Jawa Timur. Usianya sudah tidak muda lagi. Kelahiran 13 Mei 1963.

Namanya Kasmo. Teman-temannya biasa memanggil ki Kasmo atau mbah Kasmo.

Saat ini, ki Kasmo tercatat sebagai anggota PUK SPAMK FSPMI PT YIMM.

Beberapa waktu lalu, dia menceritakan pengalamannya di organisasi FSPMI. Baik itu suka dan duka. Terutama saat menceritakan pengalamannya sewaktu mengikuti Pelatihan Latsar Garda Metal 8 di Cilember Bogor pada tanggal 18-21 November 2016.

Saya pun ikut di dalam pelatihan tersebut. Jadi saya banyak tahu tentang militansinya saat pelatihan tersebut.

Pagi hari, jam 5.30 wib, para peserta Latsar mulai berkumpul, berlari, untuk melakukan pemanasan. Setelah berlari peserta merayap di tanah becek. Air yang sangat kotor sekali.

Setelah melakukan semua itu, saya dan ki Kasmo mencari petunjuk untuk mendapatkan gelang dan baju PDL. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Apalagi ki Kasmo sudah berusia 53 tahun pada saat pelatihan tersebut.

Dengan semangat yang tidak diragukan dan militansi yang tinggi, dia akhirnya berhasil mendapatkan itu semua.

Tidak terasa pelatihan tersebut kami lalui bersama, hingga pelatihan berakhir.

Malam caraka itu merupakan penentu apakah seorang lulus sebagai anggota Garda Metal.

Ki Kasmo akhirnya mampu melewati semua pelatihan tersebut. Dinyatakan lulus dan sampai pada pelantikan anggota baru Garda Metal. Dia juga mendapatkan suatu apresiasi dari para panitia Latsar 8, sebagai anggota Garda Metal tertua usia 53 tahun. Bahkan mendapat kenang-kenangan dari panitia.

Semua peserta dan pelatih memberikan tepuk tangan meriah karena masih ada orang tua yang mempunyai jiwa militan yang sangat tinggi.

Usia bukanlah menghalang untuk tumbuhnya jiwa militan. Semua tergantung pada niat dan keberanian.

Penulis: Ariyanto