Kegigihan Buruh Tangerang Dalam Melawan Rezim Upah Murah Diapresiasi

Tangerang, KPonline – Pasca menduduki akses tol Bitung, Kamis (24/11/2016), buruh Tangerang mendapat apresiasi atas kegigihannya dalam melawan rezim upah murah. Bagi kaum buruh, aksi yang dilakukan buruh Tangerang ini merupakan pesan kepada pemerintah untuk segera mencabut PP 78/2015. Apabila pemerintah tidak tanggap, bukan tidak mungkin hal seperti ini akan meluas dan terjadi di berbagai daerah. Terlebih lagi, buruh sudah secara terbuka menyerukan mogok nasional pada 2 Desember 2016.

Berikut beberapa catatan terkait dengan aksi buruh Tangerang.

Bacaan Lainnya

Ilham Syah

Hari ini buruh Tanggerang menunjukkan perlawanan terhadap penetapan upah yang berdasarkan PP 78. Sebelumnya buruh memenuhi Gedung Sate juga menuntut hal yang sama. Buruh Purwakarta tidak kalah hebatnya, mereka melakukan Mogok Daerah juga menuntut penolakan penetapan upah berdasarkan PP 78. Surabaya, DKI dan beberapa kota lainnya juga melakukan hal yang sama.

Sepertinya tidak akan sulit untuk membatalkan PP 78 kalau jutaan kaum buruh mau dengan sukarela memobilisasi dirinya ke Istana Negara tempat PP laknat tersebut di sahkan.

Farid Ridho Kurniawan

Edan !

Hari ini kawan-kawan buruh di Tangerang benar-benar membuktikan bahwa “Banten Mencekam”. Aliansi buruh di sana secara bersama-sama melakukan perlawanan yang benar-benar edan hari ini.

Sejak pagi hari tadi mereka melakukan sweeping buruh-buruh dengan cara menurunkan buruh-buruh yang akan masuk bekerja dari bus jemputan mereka di beberapa kawasan industri di Tangerang. Dan itu dilakukan sejak pukul 5 pagi, dimana mereka telah siap di masing-masing kawasan industri sejak pagi buta.

Bukan itu saja, siang ini tol Bitung juga telah lumpuh karena ditutup oleh massa buruh. Kemarahan kawan-kawan buruh di sana terhadap rezim upah murah dengan memberlakukan PP 78 benar-benar menimbulkan perlawanan yang hebat.

Tunduk hormat kami pada Aliansi buruh di provinsi Banten, semoga keberanian kalian merambat ke daerah-daerah buruh lainnya.

Kahar S. Cahyono

Hari ini Tangerang bergejolak. Tak perlu waktu lama bagi buruh untuk menjawab kebijakan UMK yang baru saja diputuskan oleh Pemprov Banten. Semacam bukti, bahwa kaum buruh di kota seribu satu industri ini menolak kalah.

Sebelum handuk putih di lempar ke tengah arena sebagai pertanda sudah menyerah, perjuangan merebut hak selalu pantas untuk di dukung.

Itulah kenapa saya bilang, mereka yang melawan tak mengenal kata putus asa. Mereka terlibat langsung dalam pertarungan, bukan sekedar menjadi pengamat di pinggiran jalan. Barangkali, di mata sebagain orang, strategi dan cara mereka dalam melawan adalah salah. Tetapi mereka sudah pada tahap melakukan. Menguji teorinya sendiri dalam praktek di lapangan.

Dan bagi saya, melawan, adalah pengalaman istimewa bagi para kesatria. Satu hal yang akan membuatnya semakin tangguh dan digdaya.

Satu hal yang perlu di catat, ini terjadi pada hari ini. Saat ini. Bukan kisah di masa lalu. (*)

Pos terkait