“Kalau Melawan Mati!” Kata Mereka Saat Menangkap Riki

Bebaskan 26 aktigis!
Bebaskan 26 aktivis!

Jakarta, KPonline –  “Jangan melawan. Kalau melawan, mati!” Kalimat ini yang ia dengar, ketika dirinya ditangkap.

Dia ditangkap oleh 2 orang yang mengenakan kaos dan celana jeans panjang. Prosesnya begitu cepat dan tiba-tiba. Kedua orang itu merampas tas yang dibawanya. memitingnya dari belakang, dan meninjunya berkali-kali.

Bacaan Lainnya

Setelah itu, dia dimasukkan kedalam truck. Di dalam, dia disemprot hingga matanya perih dan sesak nafas. Tidak lama kemudian, truck bergerak ke taman Monas. Di taman Monas, sambil dimintai keterangan identitas pribadi, dia kembali ditinju, ditendang dan dipukul kepalanya dengan benda keras.

Sama seperti kawan-kawan lain  yang juga ditangkap, dia dibawah ke Polda Metro Jaya. Baru pada kisaran pukul 23.30 WIB tanggal 30 Oktober 2015, dia di BAB. Proses BAP baru selesai kisaran pukul 3.00 Wib pagi. tanggal 31 Okt 2015. Ketika diperiksa, statusnya sebagai saksi. Kemudian, pada kisaran pukul 10,00 Wib, tanpa adanya BAP lagi, statusnya berubah menjadi tersangka.

Riki Fauzi, demikian nama aktivis FSPMI yang ditangkap ini. Dia mengaku saat di BAP dalam kondisi baju basah, kedinginan, perut lapar, kepala pusing, dan mata perih.

* * *

Riki sebenarnya sedang mengambil cuti tahunan ketika mengikuti aksi ini.

Tanggal 30 Oktober 2015, dia baru tiba di Patung Kuda sekitar pukul 12.00 WIB. Sebagian massa aksi sedang melaksanakan sholat Jum’at di Jalan Raya.

Sesudah sholat Jum’at, massa aksi bergerak dari Patung Kuda menuju Balaikota, kemudian balik arah kembali ke Patung Kuda dan langsung menuju tempat aksi di Istana Negara. Meskipun demikian, Riki tidak langsung ke Istana Negara. Dia memilih untuk masuk kedalam taman Monas. Beristirahat dan makan siang.

Baru sekitar pukul 17.00 WIB, Riki bergabung dengan massa aksi di depan Istana Negara. Tepatnya di jalan yang  letaknya tidak jauh dari Gedung Mahkamah Agung.

Sekitar pukul 18.00 WIB, ketika massa aksi melakukan sholat Magrib di depan Istana, Riki bergeser kearah sebelah Barat Istana. Dia berada disana, hingga Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa aksi.

Ketika gas air mata ditembakkan, dia mundur ke arah Patung Kuda untuk membubarkan diri. Tetapi baru sampai di Jalan Medan Merdeka Barat, disamping mobil komando FSPMI Bekasi yang letaknya tidak jauh dari Gedung RRI, Riki ditangkap. Dia tidak melakukan perlawanan ketika itu. Juga tidak berbuat anarkis. (*)

 

Catatan: Ketika penangkapan berlangsung, Riki Fauzi kehilangan uang sebesar  Rp. 1.550.000, handphone, powerbank, tas, dan dompet berisi surat-surat berharga. Menurut Riki, barang-barang tersebut dirampas Polisi saat ditangkap. 

Pos terkait