Jika Kelak Kau Sudah Besar

Nak…

Jika kelak kamu besar nanti, jadilah wirausahawan. Buatlah lapangan pekerjaan sebanyak mungkin, agar dengan itu kamu bisa bantu sesama. Jangan tebang pilih bantu orang yang membutuhkan bantuanmu. Jangan ada pamrih.

Nak…
Jika kelak kamu besar nanti, kirimilah kue-kue dan bingkisan buat anak-anak boss Ayah yang dulu. Tetaplah mengingat mereka, tetaplah berbuat baik pada sesama. Jangan kamu jadi pendendam, serakah, kejam, dan jarang bersedekah

Nak..
Jika kamu kelak kamu besar nanti, sayangilah kawan-kawanmu. Meskipun dengan amarah, meskipun dengan ketegasan, meskipun dengan lemah lembut dan apa pun caranya. Sayangilah kawan-kawanmu, meskipun mereka tidak mengerti dan tak mau peduli, bahwa kamu menyayangi mereka

Nak…
Hidup didunia ini sangatlah kejam. Hidup ini keras. Meskipun begitu jangan pernah berbuat kejam apalagi kepada sesama. Meskipun begitu lembutkanlah dengan hati nuranimu..

Iya Nak…
Yang kita punya hanya hati nurani. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh para pengusaha hitam, boss-boss Ayah yang dulu. Mereka yang berhati emas sesuatu yang sangat langka di zaman seperti ini.

Ayo Nak…
Kita rapihkan kardus-kardus dan barang-barang lusuh yang kita punya ini. Alas tidur kita semalam tadi.

Hari hampir pagi. Pemilik ruko akan segera bangun.

Kamu tidak ingin kan, kita diguyur seember air dingin seperti waktu itu?

Ayo Nak..
Kita susuri lagi jalan-jalan panjang ini. Memungut kardus dan gelas plastik air mineral. Tak harus malu untuk melakukannya. Malulah jikalau kamu mencuri hak orang lain. Malulah jikalau kamu merampas hak orang lain.

Ingat pesan Ayah ini yaa, Nak…
Jika kelak kamu besar nanti.

Penulis: Rinto Dwi Wahana