Batam,KPonline, – Aksi buruh sempena hari kerja layak internasional yang di peringati setiap tanggal 7 Oktober juga di gelar di kota Batam yang di pusatkan di depan kantor walikota Batam.
Meski cuaca sangat terik namun tak menyurutkan ratusan buruh untuk mendengarkan Orasi dari Pangkorda Garda Metal kota Batam Suprapto.
Dalam orasinya Suprapto menjelaskan kenapa buruh di seluruh asia menuntut kenaikan upah sebesar 50 dolar, selain itu ia juga menyoroti pemberlakuan PP 78 tahun 2015 yang membatasi kenaikan upah buruh.
Isu lainnya yang di bawa dalam aksi kali ini menurut Suprapto adalah kenaikan Tarif Dasar Listrik. Ia menyayangkan kenaikan tersebut pada saat kondisi ekonomi warga Batam tengah merosot.
” Coba Bapak-bapak bayangkan, dua bulan lalu listrik sudah naik 15% persen, nanti Januari naik lagi 15 %, modiaar po ra!!”
“Masyarakat selalu di cekik dengan kebebasan liberalisme, kapitalisme, padahal undang undang dasar 1945 tegas di situ di katakan pemerintah wajib melindungi rakyatnya”
“Bukan segelintir orang pemilik modal!”
“Saat ini kita melihat pedagang pedagang kecil yang mulai tergusur oleh pelebaran-pelabaran jalan. Boleh pelebaran jalan tapi jangan sampai pedagang kecil yang mampu bertahan oleh krisis ekonomi juga di gusur semua.”
Suprapto juga menyoroti UMK tahun 2018 yang belum juga di bahas oleh pemerintah kota Batam, padahal sudah memasuki bulan sepuluh.
Aksi yang juga di lakukan oleh buruh KSPI di seluruh Indonesia ini membawa beberapa tuntutan di antaranya,: (a) Wajibkan seluruh klinik dan rumah sakit menjadi provider BPJS Kesehatan, tanpa terkecuali; (b) Tingkatkan anggaran biaya jaminan kesehatan melalui APBN; (c) Pastikan 80 juta penduduk Indonesia yang belum mempunyai program jaminan kesehatan menjadi peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh negara bilamana mereka tidak mampu membayar; dan (d) Hapuskan sistem INA CBGs yang menyebabkan antrian pelayanan dan biaya murah sehingga menurunkan kualitas pelayanan klinik dan rumah sakit.
