Ini Gubernur Pro Buruh, Naikkan UMP di NTB 11,87 Persen. Lebih Tinggi dari PP 78/2015.

Mataram, KPonline – Upah Minimum Propinsi (UMP) Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2018 naik menjadi Rp 1.825.000. Jumlah ini bertambah 11,87 persen dari tahun 2017, sebesar Rp 1,6 juta.

“Naik Rp 193.755 dari upah minimum provinsi tahun sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, H Wildan seperti dikutip kompas.com, Kamis (2/11/2017).

Bacaan Lainnya

UMP ini ditetapkan sesuai dengan keputusan Gubernur NTB Nomor 561-815-Tahun 2017, tertanggal 31 Oktober 2017.

Pembayaran upah minimum ini berlaku bagi para pekerja atau buruh dengan masa kerja nol sampai dengan satu tahun. Sedangkan bagi pekerja yang mempunyai masa kerja satu tahun lebih, jumlah pembayaran hendaknya di atas upah minimum yang berlaku.

Upah minimum merupakan upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap dan hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari satu tahun.

Wildan mengatakan penetapan besaran UMP oleh gubernur sudah memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi NTB dan/atau bupati/wali kota.

Dewan Pengupahan Provinsi NTB yang terdiri atas unsur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serikat pekerja/serikat buruh, pakar ekonomi dari Universitas Mataram, dan unsur pemerintah telah melakukan sidang sebanyak dua kali, yakni pada 31 Juli dan 19 Oktober tahun 2017.

Ia menambahkan masing-masing unsur anggota mengajukan usulan besaran kenaikan UMP dengan nilai berbeda-beda. Namun gubernur akhirnya menggunakan hak prerogatifnya sesuai Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

“Besaran UMP yang ditetapkan oleh gubernur sedikit lebih tinggi dari usulan Apindo sebesar 8,71 persen, dan sedikit lebih rendah dari usulan serikat pekerja/buruh sebesar 13,96 persen. Sedangkan usulan pemerintah 11,71 persen,” ujarnya.

Meskipun demikian, kata dia, usulan penetapan UMP NTB Tahun 2018, tetap mengacu pada konsep nilai UMP sesuai perkembangan zaman, yang diajukan masing-masing anggota Dewan Pengupahan NTB.

Dewan pengupahan mempedomani kebutuhan hidup layak yang ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat produktivitas pekerja, pertumbuhan ekonomi daerah dan usaha kelompok yang paling tidak mampu (marginal).

Terdapat tujuh komponen penentu UMP yakni makanan dan minuman (pangan), sandang (pakaian), perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan rekreasi serta tabungan.

“Hasil pertemuan dewan pengupahan kemudian dijadikan saran dan pertimbangan untuk gubernur dalam rangka menetapkan UMP,” ucapnya.

UMP Tahun 2018 berlaku mulai 1 Januari 2018. Wildan mengimbau kepada seluruh kabupaten/kota di NTB, agar segera merumuskan usulan kenaikan UMK Tahun 2018 kepada Gubernur NTB dengan mengacu/menggunakan formulas Pasal 46 dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

Ia juga berharap tidak ada pengusaha/perusahaan yang membayar upah buruh di bawah standar upah minimum yang berlaku. Kalaupun tidak mampu hendaknya menggunakan prosedur penangguhan sesuai ketentuan.

Kalangan serikat pekerja menilai bahwa Gubernur NTB peduli dan pro buruh, karena sadar bahwa penetapan UMP adalah kewenangannya. Dan dia menggunakan kewenangan itu untuk menetapkan UMP yang ideal bagi pekerja di provinsi yang dipimpinnya.

Pos terkait