Indonesia Paling Sering Melarang Pekerja Dirikan Serikat

Nusa Dua, KPonline – Pemerintah dan pengusaha di negara-negara Asia, Pasifik dan Arab umumnya represif terhadap pekerja dan buruh. Mereka memberi upah tak layak kepada pekerja dan buruh. Selain itu, negara dan pengusaha memberanggus serta melarang mendirikan serikat pekerja (SP) dan serikat buruh (SB). “Padahal membentuk serikat pekerja dan serikat buruh merupakan hak mendasar yang dimiliki pekerja dan buruh,” kata Felix Antony.

Felix Antony merupakan Ketua Serikat Pekerja dari Negara Fiji. Ia menyampaikan itu mewakili SP/SB se-Asia, Pasifik dan Arab dalam sambutannya dalam pembukaan acara Asian and Pacific Regional Meeting (APRM) ke -16 di Nusa Dua Bali, Selasa (6/12). Acara tersebut dibuka oleh Wakil Presiden, Yusuf Kalla. Acara itu dihadiri oleh 400 perwakilan 35 negara di Asia, Pasifik dan Arab.

Bacaan Lainnya

Menurut Felix, yang sering melarang pekerja dan buruh untuk mendirikan serikat pekerja dan serikat buruh paling menonjol terjadi di India dan Indonesia. Sedangkan yang paling represif terhadap pekerja dan buruh paling menonjol di Korea Selatan.

Ia menegaskan, pengusaha di negara-negara Asia, Pasifik dan Arab, licik. “Mereka mempekerjakan orang secara kontrak dan diberi upah murah. Ini licik dan kejam,” kata dia.

Ia mengatakan, negara-negara yang paling menonjol mengambaikan hak-hak pekerja dan buruh adalah Myanmar dan Banglades. “Dua negara ini juga melarang perwakilan pekerjanya untuk hadir dalam pertemuan ILO di sini, saat ini dan beberapa hari depan,” kata dia.

Felix meminta, ILO terus mendekati pemerintah negara-negara di Asia, Pasifik dan Arab ini agar tidak mengabaikan hak-hak pekerja. (*)

Pos terkait