Hujan Bukanlah Penghalang

Jakarta, KPonline – Meskipun sempat di guyur hujan lebat, buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Jakarta tidak bergeming dari depan kantor Balaikota DKI Jakarta. Mereka tetap solid, dalam satu barisan, untuk menyuarakan aspirasinya.

Keteguhan mereka untuk tidak bubar meskipun diguyur hujan, menunjukkan kebulatan tekad dalam berjuang. Mereka adalah buruh yang militan, pantang menyerah, meskipun UMP sudah ditandatangani.

Bacaan Lainnya

Dalam aksi kali ini, mereka menuntut Plt Gubernur DKI Jakarta merevisi Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi 3,8 juta. Menurut buruh, dengan UMP tahun 2017 yang sudah ditetapkan sebesar 3,3 juta, upah di DKI Jakarta lebih rendah dari daerah penyangga seperti Karawang dan Bekasi.

Seorang buruh pemilik akun facebook, Nurdin Barbar, membuat status yang menarik terkait dengan aksi buruh di DKI Jakarta. Setelah melalui editing (tanpa merubah isi dan makna) dari editor KPonline, berikut tulisan inspiratif dari Nurdin:

Apa kabar buruh Jakarta?

Apa kabar UMP Jakarta yang sudah ditetapkan, yang kenaikannya hanya berdasar pada PP 78/2015 sebesar cuma 8,25%. Itu artinya, upah tahun depan hanya Rp.3.350.000 yang di putuskan sepihak oleh pemerintah tanpa memperdulikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan dari unsur buruh yang merekomendasikan kenaikan upah DKI Jakarta sebesar Rp.3.800.000.

Upah kita sudah dikebiri oleh pemerintah kawan.

Pemerintah dan pengusaha hitam sudah berkolaborasi jahat dengan mengeluarkan kebijakan kebijakan yang menyengsarakan buruh. Maka tidak ada kata lain dari buruh, selain kata: Lawan!

Lawan kebijakan pemerintah yang menyengsarakan buruh.

Ayo, kawan-kawan buruh. Serentak bergerak bersama sama. Bergandeng tangan berjuang bersama-sama.

Keluarlah dari pabrik-pabrik. Karena ini tentang perjuangan upah kita kawan, yang harus di perjuangkan dengan maksimal. (*)

Fotografer: Azim

Pos terkait