HOSJATUM dan Beras Perelek

Purwakarta,KPonline – Hari buruh internasional atau lebih dikenal dengan sebutan Mayday, Senin 1 Mei 2017, juga dirayakan buruh Purwakarta. Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) ini terus menyuarakan perlawanannya melalui aksi turun ke jalan seperti yang telah, sebagaimana yang di instruksikan oleh Presiden FSPMI Said Iqbal.

Dalam aksi ini, tema yang diusung adalah HOSJATUM. Hapus outsourcing dan pemagangan, Jaminan Sosial direvisi: jaminan pensiun 60% dari upah dan kesehatan gratis untuk seluruh rakyat, serta Tolak Upah Murah: Cabut PP 78/2015.

Dalam menyambut Mayday 2017, FSPMI Purwakarta menyingkapinya dengan nuansa yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

Setelah mengikuti aksi di Jakarta, massa buruh dari Purwakarta kemudian melanjutkan aksi di daerah dengan tema: “ngajajap kanyaah jeung dulur di purwakarta”.

Parade sosial ditunjukkan di Mayday Fiesta Purwakarta 2017. Dengan perelek massal dan parade budaya dari berbagai daerah yang disajikan oleh 25 PUK FSPMI yang ada di Purwakarta, tetapi tetap tidak melupakan tema utama “HOSJATUM”.

Perelek masal merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh  Pemda Purwakarta untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di wilayahnya. Saling berbagi terhadap sesama. Perelek masal kali ini yaitu sumbangan yang berupa beras dari seluruh anggota FSPMI yang ada di Purwakarta untuk masyarakat.

Dengan titik kumpul di gedung Persatuan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Purwakarta, tak kurang 7.000 buruh  FSPMI Purwakarta kembali melakukan aksi lanjutan longmarch ke lapang Sahate dengan parade sosial dan budaya. Parade sosial dan budaya ini dibuka oleh Bupati Purwakarta, Dedy Mulyadi.

Dalam longmarch ini seluruh anggota yang hadir membawa botol minuman yang di dalamnya telah berisi beras yang nantinya setelah mereka tiba di lapangan Sehate, botol yang berisikan beras tersebut dikumpulkan kepada panitia aksi untuk dibagikan kepada masyarakat Purwakarta yang membutuhkannya. Diharapkan, tidak ada lagi rakyat Purwakarta yang makan beras raskin. Apalagi kelaparan. Aksi Mayday Fiesta 2017 berlangsung aman dan tertib dengan ditutup oleh Wali Band.

Mayday Fiesta 2017 menjadi semangat baru bagi buruh FSPMI Purwakarta dan tetap terus berjuang bergerak bersama untuk kesejahteraan buruh Purwakarta.

“Jangan tunggu kaya dahulu baru kita berjuang. KitaFSPMI Purwakarta bahkan di penghujung tahun 2016 telah membuktikan dengan jelas untuk menolak upah murah ke Bandung Jawa Barat menggunakan 80 armada bus, lalu longmarch menuju Gedung Sate untuk menemui Ahmad Heryawan. Menuntut upah yang layak diseluruh daerah Jawa Barat. Aksi kita ke Bandung merupakan bukti konsistensi kita untuk menolak upah murah seperti yang selalu disuarakan oleh Said Iqbal,” ucap Ade Supyani dalam sambutannya.

Buruh bersatu tak bisa dikalahkan melangkah pasti menuju Pilkada Kabupaten Purwakarta 2018 bersama Fuad, buruh, dan masyarakat. 1 Mei 2017, restorasi kemerdekaan buruh internasional.

Saat ini  FSPMI merupakan organisasi perlawanan kaum buruh yang mengetahui dengan benar esensi utama dari sebuah solidaritas.