Gelar Aksi Pra May Day, Ribuan Buruh KSPI Siap Aksi di Empat Tempat

Hingga saat ini, serikat buruh masih terus menyuarakan penolakan terhadap PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. | Foto: Tim Media FSPMI

Jakarta, KPonline – Besok, hari Rabu tanggal 12 April 2017, ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan kembali turun ke jalan.

Di Jakarta, aksi akan dilakukan di empat tempat. Dimulai dari Kementerian ESDM, kemudian massa akan bergerak ke Istana Negara, Mahkamah Agung, dan terakhir di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tidak hanya di Jakarta, aksi juga serentak akan dilakukan di berbagai provinsi, seperti Aceh, Kepuluan Riau, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dsb.

Dalam aksi ini, ada 4 tuntutan yang diusung kaum buruh.

Pertama, mendesak pemerintah agar segera mencabut PP 78/2015. Buruh menolak upah murah. Dalam hal ini, Presiden KSPI Said Iqbal mengkritik kenaikan upah minimum yang hanya seharga satu kebab, padahal perekonomian nasional masih terus tumbuh dan harga harga kebutuhan pokok terus melonjak naik yang menyebabkan daya beli buruh dan masyarakat menengah kebawah menurun.

“Presiden Jokowi, jangan miskinkan kaum buruh dengan PP 78/2015,” tegas Said Iqbal. Dalam kesempatan ini, buruh juga mendesak Mahkamah Agung untuk mengabulkan judicial review yang diajukan kaum buruh terhadap PP 78/2015, khususnya pasal 44 dan 49.

Kedua, buruh menolak revisi Undang-Undang 13/2003 dan sistem pemagangan. “Kita menduga ada niat jahat dalam rencana revisi terhadap UU 13/2003, untuk melempangkan jalan “pasar kerja flexibel”, yaknu mudah merekrut dengan upah murah, mudah memecat atau memPHK dan dengan pesangon murah,” kata Iqbal.

Ketiga, dalam aksi ini kita juga akan bersolidaritas untuk buruh di PT. Smelting, Gresik, yang di PHK secara sepihak oleh manajemen.

Terakhir, masih dalam rangkaian aksi yang sama, buruh KSPI juga akan mendatangi kantor KPK. Mendesak agar dalang kasus korupsi E-KTP segera diadili. Hal ini merupakan bentuk kepedulian kaum buruh terhadap permasalahan yang membelit bangsa, yakni korupsi.

“Sebab bagaimanapun, korupsi adalah musuh kita semua. Karena korupsi, uang negara hanya mengalir ke kantong segelintir orang. Kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sulit diwujudkan. Karenanya buruh akan mengambil bagian dalam perang melawan korupsi,” pungkas Said Iqbal.