Diary Pelatihan Bekerja Dalam Kesetaraan

Bogor,KPonline- Hari ini (24/11/17) adalah hari terakhir dari rangkaian kegiatan Pelatihan Bekerja Dalam Kesetaraan bagi seluruh Afiliasi Industri All, salah satunya saya beserta kawan-kawan dari FSPMI.

Ada yang sangat menarik dari kegiatan pelatihan kali ini, pada kegiatan pelatihan sejenis ini biasanya peserta lebih difokuskan pada peserta perempuan saja,tapi tidak untuk kali ini, hampir separuh daftar peserta adalah laki-laki.

Bacaan Lainnya

Setelah dikonfirmasi kepada penyelenggara, Indah Saptorini, jawabannya adalah, ini sudah di programkan dari beberapa tahun yang lalu, dan baru bisa terlaksana sekarang.Tujuannya adalah agar tujuan dari pelatihan-pelatihan seperti ini yang sudah dilakukan sebelumnya mendapatkan keseimbangan prespektif tentang kesetaraan gender di tempat kerja dari laki-laki,dan juga agar laki-laki turut serta berperan aktif di dalam memperjuangkan perlindungan hak-hak pekerja perempuan di tempat kerja dengan berdasarkan kondisi realitas yang ada.

Di hari pertama kita berkesempatan belajar dengan fasilitator seorang perempuan bernama Nova.

Mbak Nova memulai kegiatan pemutaran The Imposible Dream
yang menceritakan sebuah situasi dalam sebuah keluarga kecil yang terdiri dari Ayah,Ibu, seorang anak perempuan,seorang anak laki-laki dan seorang bayi.
Bagaimana dalam film tersebut menggambarkan perempuan menjadi objek eksploitasi dari budaya dan kebiasaan,bahwa urusan domestik perempuan itu adalah tanggung jawab perempuan saja.

Diskriminasi upah dan perlakuan ditempat kerja bagi perempuan sangat kental dalam film tersebut.

kita tinggalkan Mbak Nova, dihari kedua diskusi yang sangat hidup terbangun antara peserta dengan pemateri yang seorang Dosen IAIN di Cirebon, bernama Pak Wahid ketika membahas kesetaraan gender berdasarkan kajian agama Islam,hampir seluruh peserta baik laki-laki dan perempuan berkontribusi aktif dalam diskusi.

Selesai bersama Pak Wahid, kita bertemu dengan fasilitator nyentrik dari Aliansi Laki-Laki Baru Mas Saldy Sahude, sebuah komunitas yang sangat care dengan perjuangan perempuan untuk mendapatkan rasa aman dimanapun berada.

Komunitas yang luar biasa, bergerak dengan jaringan tanpa mau menerima suport dana dari pihak manapun,apalagi dari pemerintah jika sifatnya mengikat. Mereka bergerak dengan donasi dari seluruh member ALB yang berbasis relawan, jadi pergerakan mereka pun sangat terjamin independensinya.

Sesi terakhir pada hari kedua ditutup dengan testimoni dari beberapa perwakilan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang sudah mempunyai PKB dan berhasil memperjuangkan Cuti hamil dan melahirkan 14 minggu,antara lain dari SP Takeda,SP Honda dan SP Toshiba.

Dihari terakhir ini, kami akan membuat resume dan rencana aksi riil tentang kesetaraan ditempat kerja bersama seluruh Afiliasi Industri All di Indonesia.

Semoga kegiatan pelatihan Bekerja Dalam Kesetaraan kali ini bisa menjadi acuan kami para perempuan untuk terus bergerak mengorganisir para buruh perempuan dan menyampaikan pesan-pesan dari tujuan pelatihan kesetaraan gender di dunia kerja mau pun dikehidupan sehari-hari.
(esr)

Pos terkait