Dari GM Freegraph ke Media Perdjoeangan

Tangerang, KPonline – Banyak cerita dan momentum yang terukir di dalam sebuah catatan atau pun photo hasil jepretan para pewarta, yang bisa dibilang sedang belajar secara otodidak untuk menjadi profesional.

Dalam sebuah pergerakan aksi daerah maupun nasional, pasti ada dari salah satu tim yang hadir untuk mendokumentasikannya.

Benar apa yang pernah disampaikan, bahwasanya dalam gerakan buruh media masih dianggap seperti dalam lagunya Utopia: “Antara Ada Dan Tiada.”

Tetapi seiring dengan perkembangan, kesadaran terhadap media semakin meningkat. Bahwa media pun menjadi bagian penting dalam perjuangan. Media bisa berbicara lebih lantang, melintasi ruang waktu dan terdengar hingga ke telinga penguasa. Media juga bisa digunakan sebagai pilihat advokasi alternatif.

Berbicara di dalam lingkup FSPMI Tangerang, ada perjalaan yang berbeda. Awalnya adalah sebuah komunitas bernama GM Freegraph, dari sini muncul orang-orang yang berkompeten di bidang media. Walaupun hanya kebanyakan Photografer, Videografer, dan mengelola Website. Setelah diadakan pendidikan dasar jurnalistik, mereka orang-orang yang hebat ini, dituntut untuk terus mengembangkan dirinya. Dinamakan GM Freegraph, karena memang, ketika itu FSPMI belum memiliki wadah untuk menampung orang-orang yang yang mempunyai kepedulian di bidang media.

Memang ada Koran Perdjoeangan dan Tim Media. Tetapi kiprahnya lebih banyak hanya di tingkat nasional.

Ketika kemudian, dalam Kongres FSPMI di Surabaya pada Februari 2016, nama pilar yang tadinya Koran Perdjoeangan diubah menjadi Media Perdjoeangan. Barulah kemudian Media FSPMI dikembangkan hingga ke tingkat cabang.

Di Media Perdjoeangan, dibentuk beberapa divisi. Tiap divisi mempunyai tugasnya sendiri-sendiri.

Banyak gagasan dan ide-ide mereka luar biasa lahir. Program kerja yang mulai terarah. Kami berkomitmen dan konsisten untuk tidak hanya coret-coretan saja agar kelihatan fantastis, tapi kami akan coba berusaha dan belajar agar program-program kerja, gagasan, serta ide yang bisa tereralisasi.

Di penghujung tahun 2016, kami hanya berharap Media Perdjoeangan di Tangerang bisa berkembang. Kami juga berharap, seluruh pimpinan, mulai dari DPP hingga PUK, dapat memberikan dukungan moril dan materiil, agar di tahun 2017  kami bisa mewujudkan segala gagasan, ide, dan program kerja yang telah dirumuskan.

Ada pepatah, siapa menguasai media maka dia menguasai media. Ini semacam pesan, betapa pentingnya peran media. (*)

Penulis: Firman